Masa pandemi ini merubah kebiasaan masyarakat dalam kegiatan sehari-hari terutama dalam dunia pendidikan yang sebelumnya mengajar secara luring atau tatap muka menjadi pembelajaran secara daring. Pada masa pandemi ini menjadi tantangan bagi guru maupun mahasiswa membantu guru mengembangkan kreativitas dan inovasi pembelajaran dalam program kampus mengajar yang dibentuk oleh Mendikbud RI Nadiem Anwar Makarim. Kampus mengajar adalah kegiatan mengajar di sekolah yang merupakan bagian dari program Kampus Merdeka dengan tujuan agar mahasiswa di seluruh Indonesia membantu guru dalam pembelajaran di masa pandemi terutama bagi anak sekolah dasar (SD) di daerah 3T (Terdepan,terpencil dan Tertinggal) atau Akreditas C dengan memberikan penguatan pembelajaran literasi numerasi, adaptasi teknologi, dan membantu administrasi sekolah.
Saya Zulfah Nur Rahman merupakan mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Sebagai salah satu dari mahasiswa yang lolos seleksi kampus mengajar Angkatan 1 dan di tempatkan di SD Al Falah Bangsri. Guru di SD Al Falah Bangsri semuanya perempuan dan teman kelompok saya beda perguruan tinggi yang lolos seleksi dalam kampus mengajar juga perempuan hanya saya saja yang sebagai pengajar laki-laki disekolah tersebut. Proses pembelajaran yang dilakukan sekolah selama masa pandemi yaitu menggunakan sistem pembelajaran Blended learning. Blended learning merupakan pembelajaran secara luring atau tatap muka dan secara daring.
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan selama 2 jam secara luring dari jam 08:00 – 10:00 dan setiap pulang sekolah guru memberikan tugas ke siswa dan didiskusikan tugas dengan pembelajaran daring dirumah melalui whatapps. Keunikan sekolah tersebut siswa sangat semangat ketika berangkat sekolah bahkan ada yang berangkat sekolah jam 6 pagi. Rumah siswa dekat dengan sekolah bahkan sekolah sebagai tempat bermain siswa ketika berangkat sekolah maupun libur sekolah. Sekolah tersebut hanya memiliki 47 siswa dari 5 kelas saja, saya diperintahkan kepala sekolah membantu guru kelas 1 – 5 dalam mengajar. Proses pembelajaran dilaksanakan 3 hari, pada hari senin - rabu dilaksanakan pembelajaran dan bahkan ada jam tambahan untuk les bagi siswa yang mengalami masalah dalam proses pembelajaran disekolah. Les literasi numerasi yang dilakukan dihari kamis dan jum’at  dari jam 09:00 – 10:00.
Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran guru memberikan waktu 30 menit bagi siswa untuk membaca dan hafalan surat-surat pendek. Selama mengajar di sekolah tersebut saya melakukan evaluasi mengenai metode pembelajaran yang tepat agar siswa tidak mudah bosan dalam belajar, seperti melaksanakan pembelajaran diluar kelas dengan membuat karya seni kolase dengan menggunakan bahan-bahan yang ada disekitar sekolah seperti daun kering dan lainnya. Melaksanakan pembelajaran dengan bermain dan melakukan pembelajaran dengan alat peraga yang dibuat maupun disediakan oleh mahasiswa bagi siswa/i. Selain itu, Mahasiswa memberikan pelatihan adaptasi teknologi untuk siswa dan guru dalam pembelajaran berbasis teknologi seperti penggunaan media pembelajaran online juga dilakukan agar siswa maupun guru dapat memaksimalkan sistem pembelajaran online dan membantu administrasi di sekolah.Â
sebelum kegiatan kampus mengajar berakhir saya ditawarkan oleh pemilik yayasan untuk mengajar disekolah tersebut tetapi karena saya kuliah di yogyakarta, saya tidak bisa menerimanya. Selama mengajar disekolah tersebut ada satu murid bernama sidiq kelas 4 yang dulunya pemalu menjadi ceria dan aktif karena saya ajak bermain dengan murid lainnya.Â
Zulfah Nur Rahman
Bimbingan dan Konseling
Universitas Ahmad Dahlan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H