Trauma Masa Kecil Atau Childhood Trauma
Trauma masa kecil adalah kondisi yang terjadi ketika seseorang mengalami peristiwa buruk atau kurang menyenangkan di masa kecil. Kondisi ini dapat menimbulkan rasa takut yang biasanya berkaitan dengan tindakan kekerasan yang berbahaya atau bahkan mengancam nyawa. Trauma masa kecil kerap memengaruhi kesehatan mental seseorang hingga ia beranjak dewasa.
Secara umum, trauma masa kecil dapat terjadi ketika seorang anak menyaksikan atau mengalami peristiwa buruk yang membuat mereka merasa terancam, tidak aman, atau tidak bisa diatasi. Peristiwa ini dapat terjadi lebih dari satu kali maupun berulang kali. Diperkirakan sekitar 46% anak pernah mengalami trauma paling tidak satu kali selama masa kanak-kanak.
Adapun beberapa peristiwa yang dapat memicu terjadinya trauma masa kecil adalah sebagai berikut.
1. Kekerasan fisik, psikologis, atau seksual.
2. Kecelakaan lalu lintas.
3. Ditelantarkan oleh orang tua.
4. Bencana alam, seperti gempa bumi atau tsunami.
5. Kehilangan orang yang dicintai.
6. Mengalami peristiwa terorisme, peperangan, atau pengungsian.
7. Menjalani perawatan medis tertentu, misalnya seperti tindakan pembedahan atau kemoterapi.
8. Menjadi korban perundungan (bullying).
Dampak Trauma Masa Kecil pada Anak-Anak
Adapun sejumlah dampak trauma masa kecil pada anak-anak yang perlu diwaspadai adalah sebagai berikut.
1. Masalah kesehatan
Kejadian traumatis dapat membuat anak mengalami sejumlah masalah kesehatan, seperti sakit perut atau nyeri kepala.
2. Gangguan mental
Sebanyak 15% anak perempuan dan 6% anak laki-laki mengalami gangguan stres pascatrauma (PTSD) setelah mengalami peristiwa traumatis. Kondisi ini dapat membuat mereka merasa sedih dan takut yang intens, kesulitan untuk tidur, mimpi buruk, tantrum, dan cenderung menghindari interaksi dengan orang lain.
3. Rendah diri
Trauma di masa kecil kerap menyebabkan anak cenderung menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian tersebut dan membuat mereka merasa rendah diri serta tidak berdaya.
4. Gangguan perkembangan kognitif
Kejadian traumatis juga dapat memengaruhi perkembangan kognitif pada anak. Kondisi ini dapat menyebabkan anak kesulitan untuk memecahkan masalah, mempelajari informasi baru, serta membuat rencana atau strategi.Â
5. Gangguan hubungan sosial
Trauma masa kecil dapat membuat anak menganggap bahwa orang di sekitarnya menakutkan, berbahaya, dan tidak dapat dipercaya, baik itu orang tua atau kerabat sekalipun. Kondisi ini tentu dapat membuat mereka kesulitan untuk membangun hubungan dengan orang lain.
6. Gangguan pengendalian emosi
Anak yang mengalami kejadian traumatis umumnya cenderung kesulitan untuk mengendalikan emosi. Kondisi ini dapat membuat mereka kewalahan dengan emosi yang dirasakan.
Dampak Trauma Masa Kecil pada Orang Dewasa
Adapun sejumlah dampak trauma masa kecil setelah beranjak dewasa adalah sebagai berikut.
1. Gangguan Kesehatan
 Trauma masa kecil dapat memengaruhi perkembangan fisik seorang anak. Stres dapat mengganggu perkembangan sistem kekebalan tubuh dan sistem saraf pusat, sehingga anak lebih sulit untuk mencapai potensi maksimalnya.
Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), trauma di masa kecil bisa memengaruhi sistem imun tubuh seseorang. Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai kondisi medis, di antaranya adalah:
a. Diabetes.
b. Asma.
c. Gangguan autoimun.
d. Penyakit liver.
e. Penyakit jantung.
f. Stroke.
g. Kanker.
2. Gangguan Mental
Penelitian menunjukkan bahwa terdapat keterkaitan antara trauma masa kecil dengan kondisi kesehatan mental saat dewasa. Trauma berkepanjangan pada masa kanak-kanak juga berisiko menimbulkan sejumlah gangguan kesehatan mental. Adapun beberapa jenis gangguan mental yang kerap muncul akibat trauma di masa kecil adalah sebagai berikut.
a. Gangguan kecemasan.
b. Depresi.
c. Bipolar.
d. Post-traumatic stress disorder (PTSD).
e. Gangguan psikotik.
3. Gangguan Hubungan Sosial
Trauma di masa kecil dapat membuat seseorang kesulitan untuk menjalin hubungan dan berkomitmen dengan pasangan. Dilansir dari Journal of Family Psychology, individu dengan riwayat child abuse juga cenderung memiliki kehidupan pernikahan yang kurang baik.
Cara Mengatasi Trauma
Penanganan trauma dilakukan berdasarkan penyebab yang mendasarinya. Namun, sejumlah tindakan medis yang umum dilakukan untuk menangani trauma adalah sebagai berikut:
1. Psikoterapi
Psikoterapi adalah terapi psikologis untuk mengendalikan cara berpikir dan perasaan yang berhubungan dengan trauma. Psikoterapi yang umum dilakukan untuk mengatasi trauma adalah cognitive behavioral therapy (CBT) dan somatic experiencing.
2. Konsumsi Obat-Obatan
Jika diperlukan, dokter juga dapat meresepkan obat-obatan untuk membantu mengatasi trauma. Adapun dua jenis obat yang kerap digunakan untuk menangani trauma di antaranya:
a Tranquiliser untuk mengurangi kecemasan dan membantu tidur.
b. Antidepresan untuk menangani depresi yang muncul sebagai akibat dari trauma.
Â
3. Perawatan Mandiri
Selain tindakan medis, seseorang yang mengalami trauma juga disarankan untuk melakukan perawatan mandiri di rumah, seperti:
a. Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang.
b. Mencukupi waktu tidur.
c. Berolahraga secara rutin.
d. Bercerita dengan keluarga atau orang terdekat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI