Aku adalah noktah, adalah debu
Debu yang hinggap pada sekeping kaca, debu yang istirah
Istirah yang sekejap, sekejap yang seusia
Usia yang muda, semuda gambut yang menua
Tua karena terbakar, api kembara
Kembara yang bodoh, kembara yang belajar
Belajar menangis, belajar tertawa
Adalah bicara
Belajar merangkak dan menyusu
Dalam bekerja
Belajar membaca juga menulis
Kedalam dan keluar
Lautan kaya, tanah juga
Airmata mahal, darah mulia
Dan yang tersebut setelahnya adalah noktah
Debu yang setitik, tambah setitk, jadi sebongkah
Cinta, selalu ada pada sebelum dan sesudahnya
Lenteng Agung, 14 November 2013
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H