Si anak selalu terharu dengan kondisi orangnya kala selalu bercerita betapa mereka menyeyangi dia. Namun apa yang terjadi, apakah itu hanya air mata buaya. Ternyata anak sang anak sudah lelah dengan pengawasan orang tuanya yang berlebihan dan tidak mengerti apa yang diminta anak "jangan rewel" tapi sang anak tidak mampu mengungkapkan.Â
Sang anak tetapi memiliki prilaku yang sama seperti disekolah sebelumnya. Akhir-akhir ini saya memanggilnya dan mencerita siapa dirinya sebenarnya dari tulisan yang dia buat untuk saya. Persoalan baru muncul, teman lama selalu lebih menarik dari pada peraturan baru.Â
Seorang guru dengan terpaksa memindahkan anaknya kesekolah saya. Awalnya dengan segala rayuannya mengatakan bahwa sekolah ini sangat cocok untuk anak karena setiap anak diperhatikan akhir terkuak dengan dengan jelas bahwa sang anak sangat tidak senang dengan orang tuanya, guru dan orang tuanya karena apa yang dia lihat hanyalah kepura-puraan.
Anak ini sangat idealis dan memikili prinsip yang sangat sulit dirobah. Tulisannya yang didominasi oleh persegi dan segitiga ini cendrung dianggap bermasalah oleh guru lain "siswa tidak patuh". Tulisan yang kotak-kotak dan segi tiga ini sangat tertekan dengan kondisi dilingkungan disekitarnya. Sangat emosial denga tekanan tulisan yang melampaui rata-rata temannya dan cendrung menurun. Â Â
Banyak kasus lain yang saya temukan dan mendapatkan titik terang yang dipendam oleh siswa pindahan. Tangisan pilu mereka lebih banyak ditunjukan pada orang tua dan kenyamanan dilingkungan sekolah maupun rumah. Â Terlihat pada tulisan mereka pada buku latihan dan catatan hingga lembaran jawaban evaluasinya. Coretan-coretan yang memenuhi buku mereka yang boleh dikatakan banyak yang tidak terurusan merupakan informasi berharga bagi pemerhati tulisan siswa untuk mengungkap persoalan belajar siswa disekolah dan dirumah.