Nabi Muhammad SAW memiliki berbagai strategi untuk mencapai misi dakwah tersebut. Secara garis besar nabi Muhammad SAW menerapkan dua strategi dakwah yaitu dakwah secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan.
1.Dakwah nabi Muhammad SAW secara sembunyi-sembunyi ( Ad-da’wah Bi Al-Sirr )
Nabi Muhammad SAW melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada masa awal kerasulan. Nabi Muhammad SAW menerima risalah yang harus disampaikan kepada manusia. Adapun masyarakat jahiliyah di sekitarnya gemar melakukan perbuatan tercela. Saat itu hanya nabi Muhammad SAW seorang yang beriman dengan benar kepada Allah SWT.
Adapun kaum Quraisy merupakan masyarakat yang sangat loyal memegang kepercayaan nenek moyang. Dengan kenyataan tersebut, bukan tindakan bijak jika nabi Muhammad SAW langsung berdakwah secara terang-terangan kepada masyarakat Mekkah.
Dakwah dan strategi ini berlangsung sekira 2 tahun, pada saat itu nabi Muhammad SAW ditunjukkan kepada keluarga dan para sahabat terdekat. Khodijah, istrinya merupakan wanita pertama yang beriman dan menerima ajaran tauhid, disusul oleh abu bakar dan Ali bin Abi Tholib.
Melalui perantara abu bakar banyak masyarakat Mekah mengikuti seruan dakwah nabi Muhammad SAW. Mereka yang masuk Islam antara lain Utsman bin Affan, Abdurrahman bin auf, Talhah bin Ubaidillah, sa’d bin Abi waqas, Ubaidillah bin jarrah, dan Zubair bin awwam. Orang-orang yang pertama masuk Islam atau pada masa awal dakwah nabi Muhammad SAW, dikenal dengan sebutan as sabiqun Al awwalun.
Kaum Quraisy mulai menunjukkan permusuhan kepada nabi Muhammad SAW, ketika mendengar beberapa orang Mekah memeluk agama Islam. Mengenai informasi tersebut para assabiqunal awwalun sangat berhati-hati ketika hendak melaksanakan ibadah, orang-orang yang telah menerima ajaran nabi Muhammad SAW tidak hanya berdiam diri.
Mereka aktif mengajak saudara atau keluarga dekatnya meninggalkan ajaran nenek moyang, keaktifkan mereka menyebabkan jumlah umat Islam semakin hari semakin bertambah. Hingga tahun ketiga setelah masa kerasulan Muhammad SAW, masih menyembunyikan ajaran yang diterimanya dari Allah SWT. Beliau merintis dakwah secara ifradiyah (ajakan kepada seseorang secara sembunyi).
2.Dakwah nabi Muhammad SAW secara terang-terangan ( Ad-Da’wah Bi Al-Jahr )
Alloh SWT bersabda dalam Al Qur’an surah asy-syura ayat 214-216 yang artinya”Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu(Muhammad)yang terdekat dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang beriman yang mengikutimu.kemudian jika karena mendurhakaimu maka katakanlah (Muhammad) sesungguhnya aku tidak bertanggungjawab terhadap apa yang kamu kerjakan.”(Qs asy Syura 214-216).
Ayat tersebut merupakan perintah Allah swt kepada nabi Muhammad Saw untuk berdakwah terang-terangan.nabi Muhammad Saw kemudian mengundang Bani Abdul Muthalib pada jamuan makan .beliau mengajak keluarga besarnya untuk menyembah Allah SWT.di tengah upaya berdakwah kepada keluarganya,nabi Muhammad Saw menerima Wahyu surat Al Hijr ayat 94-96 yang artinya
“maka sampaikanlah (Muhammad)secara terang-terangan segala apa yang telah di perintahkan (kepadamu)dan berpalinglah dari orang yang musyrik sesungguhnya kami memelihara engkau yaitu orang yang menganggap adanya tuhan selain Alloh mereka kelak akan mengetahui (akibatnya).”(QS Al Hijr 94-96)
Nabi Muhammad Saw tidak menyerah,suatu hari beliau naik ke bukit shofa seraya mengajak penduduk Mekkah Menyembah Alloh swt..mendengar ajakan nabi Muhammad Saw Abu lahan dengan lantang berteriak “celaka kau hari ini untuk ini engkau mengumpulkan kami?abu lahab termasuk orang yang paling keras menentang dakwah Islam.tidak heran Jika Alloh SWT mengancamnya melalui surat Al lahab ayat 1-3 Yang artinya:
“Binasalah kedua tangan abu lahab dan benar-benar binasa dia!tidaklah berguna baginya , hartanya,dan apa yang di usahakan kelak dia akan masuk dalam api yang bergejolak (neraka).(QS Al lahab 1-3).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H