Mohon tunggu...
zulfaa ramadhina herawati
zulfaa ramadhina herawati Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

:))

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ragam Kediri

3 Mei 2020   16:24 Diperbarui: 3 Mei 2020   16:20 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KEDIRI LAGI

Gambar di atas adalah Jembatan Brawijaya yang dibangun di atas Sungai Brantas untuk menghubungan daerah timur sungai dan barat sungai. Jembatan Brawijaya dibangun di sebelah Jembatan Brug Over Den Brantas Te Kediri atau biasa disebut dengan jembatan lama yang telah berusia 150 tahun sejak 18 Maret 1869. Kini Jembatan Brawijaya dijadikan salah satu ikon kota ini. Di bawah jembatan dibangun taman kota yang diberi nama Taman Brantas. Kediri indah, ya!

kwn-kediri-lagi-5eae8cf0097f3657535986b3.jpg
kwn-kediri-lagi-5eae8cf0097f3657535986b3.jpg
Kota Kediri merupakan kota terbesar ketiga di Jawa Timur setelah Surabaya dan Malang. Kota Kediri memiliki luas wilayah 63,40 km² yang dikelilingi oleh Kabupaten Kediri. Kediri menjadi pusat perdagangan gula dan rokok terbesar di Indonesia. Di sini terdapat tiga pabrik besar yang memproduksi gula pasir ditambah lagi dengan produk rumah tangga yang memproduksi gula merah. 

Sebagai pusat dagang rokok, Kediri memiliki pabrik rokok Gudang Garam yang menjadi pusat penghasilan warga Kediri. Gudang Garam sendiri menjadi sebuah merek atau perusahaan terbesar kelima yang terkenal di Indonesia menurut tahun pendiriannya (jika dibandingkan perusahaan rokok nasional lainnya seperti Nojorono dan Djarum di Kudus) dalam produksi rokok kretek. Perusahaan ini memiliki kompleks tembakau sebesar 514 hektare di Kediri Jawa Timur. Sangat luas, bukan?

Kota Kediri mendapat julukan Kota Tahu.  Memang kita bisa menemukan banyak toko yang menjual tahu kuning atau biasa disebut tahu pong di kota ini. Di antaranya bisa ditemukan di sepanjang Jl. Yos Sudarso dan Jl. Pattimura Kediri. Kawasan ini menjadi pusat tujuan para wisatawan yang datang ke Kediri. 

Di toko-toko tersebut kita tidak hanya menemukan tahu kuning maupun olahan lainnya. Kita bisa menemukan gethuk pisang juga di sana. Gethuk pisang juga menjadi incaran oleh-oleh favorit. Bagi yang belum tau mengenai gethuk pisang, getuk pisang adalah olahan dari pisang yang dikukus lalu dicetak atau dibungkus menggunakan daun pisang. Gethuk pisang memiliki rasa manis dan sedikit asam, tergantung jenis pisang yang digunakan.

Ngomomg-ngomong soal makanan khas, Kediri juga memiliki makanan khas lain yang tak kalah sedapnya. Makanan ini hanya bisa ditemukan di Kediri. Makanan tersebut yaitu sambal tumpang. Sambal tumpang terbuat dari tempe yang sudah terfermentasi lalu dihancurkan dan dimasak kuah pedas. Tumpang sangat cocok disajikan bersama nasi pecel dan peyek. Terdengar menggiurkan memang. Nasi pecel sambal tumpang bisa didapatkan di warung-warung kopi. 

Atau lebih mudahnya kalian bisa mengunjungi  Jl. Dhoho Kediri. Di sepanjang jalan banyak sekali pedagang yang menggelar dagangannya di depan toko. Biasanya mereka mulai berjualan pada pukul 21.00, mengingat mereka baru mulai dagang setelah toko yang mereka tumpangi tutup. Mereka berjualan sampai sekitar pukul 02.00. Saat jam-jam tersebut banyak ditemui mobil dan motor yang terparkir dan orang-orang yang mengantri untuk membeli nasi pecel. 

Para penjual tidak hanya menjual nasi pecel tumpang saja, mereka juga mnyediakan banyak jenis lauk mulai dari tempe goreng, tahu goreng, telur, perkedel, sate usus, sate jeroan, dan sate telur puyuh. Harga yang dipatok juga sesuai kantong, hanya Rp. 10.000 saja. Jangan lupa nyobain nasi pecel tumpang ya! Kalau lagi berwisata di Kediri.

Oh iya, tempat wisata di Kediri cukup banyak lho! Kalian bisa mengunjungi Monumen Simpang Lima Gumul, Gunung Kelud, Gunung Wilis, atau mungkin kalian bisa mengikuti acara tradisi atau ritual yang sedang berlangsung. Misalnya kalian bisa mengikuti tradisi larung sesaji di Gunung Kelud. Larung dilaksanakan setahun sekali bertepatan dengan Bulan Suro pada penanggalan Jawa. 

Larung sesaji merupakan wujud dari rasa syukur atas pemberian rezeki dari Tuhan dalam bentuk hasil panen yang melimpah. Dalam kegiatan ini masyarakat menyiapkan berbagai macam sesaji, mulai dari sayuran, buah, bunga, dan ayam ingkung.

Untuk menju kawah Guung Kelud, mereka harus berjalan sejauh satu kilometer dengan medan yang lumayan menanjak. Ada yang bertugas memanggul pandu gunungan yang berisi hasil panen dan ada yang memandu sosok yang diceritakan sebagai Dewi Kilisuci. Dewi Kilisuci atau Sanggramawijaya Tunggadewi adalah putri Airlangga yang menjadi pewaris tahta Kahuripan, tetapi memilih mengundurkan diri sebagai pertapa bergelar Dewi Kili Suci. 

Sang ramawijaya. Setelah sampai di kawah, pemuka agama akan memimpin doa untuk mengharap keselamatan dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Kediri sekaligus meminta berkah. Setelah didoakan, masyarakat yang mengikuti ritual ini langsung berebut gunungan. Tak peduli tua, muda, anak-anak berkumpul menjadi satu. Berebut gunungan dan mendapatkan isinya dipercaya akan mendatangkan berkah tersendiri.

kedirinusantara.com
kedirinusantara.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun