Mohon tunggu...
Zulfa Amaliah
Zulfa Amaliah Mohon Tunggu... Guru - Mahasantri

seni

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Wanita Mulia

29 Maret 2023   15:36 Diperbarui: 29 Maret 2023   23:37 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Do'anya terkabulkan keramat didunia, kutukannya jangan coba durhaka, surganya tuhanmu dibawah kakinya, ridhonya ibumu ridho tuhan juga, wahai jangan jadi anak durhaka

Kembali#

Dapat kita simpulkan dari lagu yang kita nyanyikan tadi bersama. Kulo bade tanglet? Angsal?... sinten sing ten mriki tasek gadah ibu? Tasek sehat? Alhamdulillah.. mugi ibu kito sedoyo diparingnggaken sehat wal afiat, jembar rizkine, saget ibadah terus marang gusti allah lan tasek saget mirsani anak cucu kito sedoyo. Allahhuma aamiin...

Rasulullah mawon sampun sanjang ketika ditanya oleh salah satu sahabat. Wahai rasulullah siapakah yang harus saya hormati, rasulullah menjawab “ibu”. Sahabat bertanya lagi hingga 3 kali, tetap rasulullah menjawab “ibu”. Sahabat bertanya lagi yang keempat kalinya baru rasulullah menjawab “ayah”. Begitu mulianya kedudukan seorang ibu dimata rasulullah. Ibu ibu ibu ayah.

Kito sedoyo sampun semerap sinten niku IBU?! Ibu adalah sesosok wanita hebat yang telah melahirkan kita ten dunia niki. Keranten ibu, maka kulo lan panjenengan niki wonten. Keranten ibu pisan, kito sedoyo saget tumbuh hingga seperti sekarang.

Sekarang, marilah kito sedanten melihat ke belakang, perjuangan seorang ibu. Ibu niku sampun mengandung kito selama 9 bulan. Setelah itu mempertaruhkan nyawanya dan menahan dahsyatnya rasa sakit hanya demi kito sedanten niki bisa melihat dunia. Lalu kurang lebih 2 tahun lamanya ibu menyusui kita tanpa kenal waktu. Sinag jadi malam keranten semalam tak saget tilem nyenyak. Malampun jadi siang keranten terusik dengan suara tangisan kita. Lan sak piturute...

Sungguh besar jasa beliau kepada kita. Ngenten niki nek wonten anak seng durhaka kale ibu lan tiang sepah berarti anak niku mboten semerap seng namine balas budi, durhaka, neraka balesane.

Kita sedoyo niki mboten mampu membalas semua jasa-jasa beliau meskipun tah kita memberangkatkan umroh terus kito sedoyo nggendog tawaf keliling ka'bah, mencuci kakinya dan meminum air yang kita celupkan kaki beliau, membeli rumah mobil untuk beliau. Itu semua tidak ada bandingannya dengan semua pengorbanan jasa-jasa beliau kepada kita semua.

Tapi alangkah baiknya kita sebagai anak niku semerap seng namine balas budi, kita bahagiakan ibu kita sedaten dengan apa yang kita punya dan apa yang kita bisa usahakan, senagkanlah ibu mu didunia lan diakhirat. Teruslah menjadi anak yang berbakti, berbuat baik kepada beliau, nyuwun ridho kepada beliau keranten ridho ibu utowo tiang sepah niku ridho Allah swt.

Niki mawon yang dapat kulo sampe aken, enten kurangnya mohon di maafkan. Semoga pidato singkat kulo niki wau dapat menjadikan kita sedoyo insan yang lebih baik lagi dan memuliakan ibu dan menjadi anak yang solih lan solihah sebagaimana dambaan setiap tiang sepah.

بالله التوفيق والهداية والرض والعناية

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun