Mohon tunggu...
Zulfa Alia Ahmad
Zulfa Alia Ahmad Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Airlangga

Saya menyukai kepenulisan dalam segala jenis bidang

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Mendukung Teman Tuli: Perspektif Empati dan Inklusi dalam Drama Bertema Teman Tuli

6 Juni 2024   20:01 Diperbarui: 6 Juni 2024   20:18 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendukung Teman Tuli : Perspektif Empati dan Inklusi dalam Drama Bertema Teman Tuli


Pembaca yang budiman, tentunya kita tidak akan menutup mata atas bagaimana lingkungan yang kita tinggali belum cukup aman dan nyaman bagi teman-teman penyandang disabilitas, khususnya dalam muatan bacaan kali ini adalah teman-teman tuli. Untuk itu perlu kesadaran dari masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang indah untuk ditinggali tanpa adanya diskriminasi dalam bermasyarakat. 

Salah satu cara untuk menunjukkan dukungan kepada teman tuli adalah dengan menyaksikan drama yang mengangkat isu kehidupan teman tuli. Hal ini sangat krusial dalam upaya menciptakan lingkungan yang inklusif. Dengan pemahaman dan pendekatan yang tepat, masyarakat bisa memberikan dukungan yang sangat dibutuhkan oleh teman-teman tuli. Oleh karena itu, pentingnya pemahaman yang mendalam tentang latar belakang dan kebutuhan dukungan teman tuli harus ditekankan agar setiap individu bisa berkontribusi positif dalam meningkatkan kesadaran akan isu ini. (Suprihatiningrum et al., 2021)

Menyoroti bahwa teman tuli sering menghadapi banyak kesulitan dalam kehidupan sehari-hari, bahkan ketika mereka ingin menikmati hiburan seperti drama. Karena itu, salah satu cara mendukung teman tuli adalah untuk memastikan bahwa kita menciptakan lingkungan sosial yang inklusif. Dengan mendukung teman tuli, kita bisa menjadi bagian dari menciptakan lingkungan yang lebih bersahabat bagi semua orang, tanpa terkecuali.

Tuli adalah hilangnya kemampuan mendengar, baik pada satu maupun kedua telinga. Gangguan pendengaran ini dapat menyebabkan kesulitan berinteraksi dengan orang lain dan mempengaruhi kondisi mental. Gangguan pendengaran terdiri dari tiga jenis:

  1. Gangguan Pendengaran Konduktif: Jenis gangguan ini terjadi ketika gelombang suara tidak dapat mencapai telinga bagian dalam. Penyebabnya bisa dipicu oleh penumpukan kotoran telinga, cairan, atau gendang telinga yang bocor.

  2. Gangguan Pendengaran Sensorineural: Gangguan ini terjadi ketika ada kerusakan pada telinga bagian dalam atau saraf pendengaran. Jenis gangguan ini biasanya bersifat permanen dan dapat disebabkan oleh penyakit autoimun, penyakit Meniere, cedera kepala, dan faktor usia.

  3. Gangguan Pendengaran Campuran (Mixed): Jenis gangguan ini adalah campuran dari gangguan pendengaran konduktif dan sensorineural. Gejala awalnya ditandai dengan tuli konduksi yang kemudian berkembang menjadi tuli sensorik

Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan yang mendukung pendidikan inklusif, seperti Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 70 Tahun 2009, yang menetapkan bahwa pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya.

Teknologi juga berperan penting dalam meningkatkan akses teman tuli terhadap pendidikan. Alat kolaborasi virtual, analitika keberagaman berbasis AI, dan platform komunikasi inklusif dapat membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif dan terhubung. Namun salah satu contoh yang dapat menarik perhatian khalayak ramai adalah dikemasnya pendidikan inklusif dalam sebuah hiburan yaitu drama.

Drama bertema teman tuli dapat berperan penting dalam meningkatkan empati terhadap teman tuli. Drama dapat mengambil perhatian khalayak sehingga mudah untuk memasuki hati masyarakat terlebih drama mampu untuk  meningkatkan kesadaran, drama dapat mengubah stereotip dalam masyarakat, drama mampu meningkatkan empati penontonnya, tak jarang banyak orang yang terlalu mendalami peran dalam drama hingga ke dunia nyata, drama berperan penting dalam menginspirasi masyarakat untuk bertindak, terutama bagi teman tuli drama dapat meningkatkan semangat bahwa masih banyak orang yang peduli dengan inklusivitas. Terlebih dengan adanya drama bertemakan teman tuli dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang gangguan pendengaran dan keterbatasan yang dialami oleh teman tuli.

Contohnya drama Korea telah menampilkan beberapa serial yang berfokus pada tema teman tuli, menampilkan karakter yang memiliki gangguan pendengaran dan berjuang untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Berikut adalah beberapa contoh drama Korea yang berfokus pada tema teman tuli:

  1. Can You Hear My Heart (2011): Drama ini bercerita tentang Cha Dong-koo, seorang pemuda yang kehilangan pendengarannya sejak kecil. Dong-koo berjuang untuk berkomunikasi dengan orang lain dan mencari kepastian tentang masa lalunya. Drama ini menampilkan tema kesadaran dan empati terhadap teman tuli.

(Sumber Gambar : AsianWiki.com)
(Sumber Gambar : AsianWiki.com)
  1. Moorim School (2016): Drama fantasi misteri ini berlatar di sebuah sekolah yang hanya dapat dilihat oleh orang-orang dengan kemampuan spesial. Salah satu murid, Yoon Shi-woo, yang direkomendasikan masuk ke Moorim oleh Hwang Sun-ah, seorang perempuan tuli. Drama ini menampilkan tema solidaritas dan kejujuran.

(Sumber Gambar : AsianWiki.com)
(Sumber Gambar : AsianWiki.com)
  1. Say You Love Me (2023): Drama ini mengisahkan tentang Cha Jin-woo, seorang pria tuli yang merasa tidak nyaman berbicara secara lisan. Jin-woo mengekspresikan dirinya dengan menggambar dan bertemu dengan Jung Mo-eun, seorang perempuan yang bercita-cita ingin menjadi aktris.

(Sumber Gambar : https://images.app.goo.gl/UA3rM9MXKEhpVMgf8)
(Sumber Gambar : https://images.app.goo.gl/UA3rM9MXKEhpVMgf8)
  1. Twinkling Watermelon (2023): Drama ini mengisahkan tentang Eun Gyeol (Ryeoun), seorang anak yang lahir dari keluarga tunarungu yang disebut coda. Eun Gyeol memiliki bakat musik dan bergabung dengan sebuah band tanpa sepengetahuan orang tuanya. Ayahnya, Lee Chan (Choi Hyun Wook), mengetahui hal ini dan marah pada Eun Gyeol. Eun Gyeol kemudian pergi ke masa lalu, tepatnya pada 1995, di mana kedua orang tua Eun Gyeol masih menjadi anak SMA

(Sumber Gambar : viu original)
(Sumber Gambar : viu original)

Contoh lainnya bagi penikmat anime, movie bertema teman tuli terdapat dalam movie bertajuk “Koe no Katachi” atau dikenal juga dengan “A Silent Voice” anime ini mengisahkan tentang Shoya Ishida, seorang anak yang kehilangan pendengarannya sejak kecil. Shoya berjuang untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain, serta memahami dan membantu orang tuanya dalam berbagai situasi.

(Sumber Gambar : Wikipedia)
(Sumber Gambar : Wikipedia)

Strategi komunikasi efektif dalam mendukung teman tuli dalam kesehariannya dapat dilakukan dengan beberapa cara:

  1. Penggunaan Bahasa Isyarat: Belajar menggunakan bahasa isyarat dapat membantu teman tuli untuk berkomunikasi dengan lebih efektif, selain itu dibutuhkan adanya koneksi yang mudah untuk masyarakat dimanapun belajar bahasa isyarat setidaknya yang digunakan sehari-hari.

  2. Penggunaan Visual: Penggunaan visual seperti gambar, diagram, dan video dapat membantu teman tuli untuk memahami dengan lebih efektif. 

  3. Penggunaan Teknologi: Penggunaan teknologi seperti perangkat lunak yang dapat membantu teman tuli untuk berkomunikasi dengan lebih efektif. Contohnya, perangkat lunak yang dapat mengubah teks menjadi suara dapat membantu teman tuli untuk membaca dan memahami materi pelajaran. 

  4. Mendukung perangkat lunak penerjemah Bahasa Isyarat terutama Bahasa Isyarat Indonesia atau BISINDO, selain perangkat lunak yang dapat mengubah suara dalam teks saat ini sudah berkembang perangkat lunak penerjemah bahasa isyarat yang dapat diakses semua orang. Sayangnya belum banyak yang mengetahui perangkat ini, nama perangkat ini adalah hearme.id

(Sumber Gambar : LinkedIn/hearme.id)
(Sumber Gambar : LinkedIn/hearme.id)

Selain pentingnya membantu teman tuli dalam kehidupan sehari-hari, tak kalah penting juga mendukung segala bentuk dukungan yang ada kepada teman tuli. Dengan kata lain, yang kita perlukan adalah saling mendukung untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan aman tanpa adanya diskriminasi dalam kehidupan bermasyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun