MAGELANG-"Di dusun ini banyak yang jual gorengan, Mbak, Mas. Minyak jelantah banyak yang dibuang-buang." Dari keluhan salah satu warga tersebut, mahasiswa KKN UNS kelompok 293 berinisiatif mengadakan pelatihan kepada ibu rumah tangga di Dusun Ngablak, Desa Keji, Muntilan dalam memanfaatkan limbah minyak jelantah mereka untuk membuat suatu usaha baru yang menghasilkan untung.
Workshop yang diadakan pada hari Sabtu (6/8/2022) mengajarkan tahap demi tahap pembuatan lilin aroma therapy dari limbah minyak jelantah yang dibawa oleh para ibu. Sebelum diolah menjadi lilin, limbah minyak jelantah harus dijernihkan dahulu dengan beberapa lembar daun sereh dan daun jeruk, serta sedikit mentega. Tahap ini juga akan mengurangi bau amis pada minyak jelantah yang sebelumnya mungkin digunakan untuk menggoreng ikan atau makanan berbau amis lainnya.
Setelah berwarna cukup kuning dan bau amis berkurang, minyak kemudian disaring dalam wadah lain. Wadah berisi minyak tersebut kemudian dimasukkan dalam wadah lain berisi air yang sedang dipanaskan. Dalam minyak ditambahkan beberapa batang lilin putih dan crayon bekas atau pewarna makanan oil base untuk menghasilkan lilin berwarna yang semakin menarik. Jika lilin serta crayon telah meleleh atau homongen dengan minyak, api dimatikan. Ketika larutan lilin sudah sedikit menghangat, ditambahkan beberapa ml aroma therapy atau essential oil kemudian diaduk dan dituang dalam gelas-gelas kecil yang telah diberi sumbu. Setelah lilin memadat, lilin dapat dibungkus dengan plastik transparan bermotif dan tali pita atau tali rami. Bila perlu, sebelum lilin membeku sempurna dapat ditambahkan beberapa batu warna kecil atau potongan bunga kering untuk mempercantik penampilan.
Selain cara pembuatannya, mahasiswa dari kelompok 293 KKN UNS juga memberikan pelatihan dalam hal pembungkusan baik untuk orderan dalam kota maupun luar kota. Diberikan pula beberapa tips dalam pembuatan label stiker dan kartu ucapan untuk memudahkan promosi dalam penjualan. Walaupun dilaksanakan dalam kondisi yang sederhana, workshop tersebut dihadiri oleh kurang lebih 10 ibu rumah tangga yang tergabung dalam PKK di Dusun Ngablak dengan cukup antusias dan acara berjalan lancar. Diharapkan pelatihan ini dapat menambah wawasan dan menjadi motivasi para ibu khususnya di Dusun Ngablak dalam berkarya untuk memanfaatkan bahan bekas atau limbah menjadi suatu usaha baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H