Mohon tunggu...
Zulfa
Zulfa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Evaluasi Pembelajaran Matematika di Masa Pandemi

14 Juli 2021   15:27 Diperbarui: 19 Juli 2021   11:31 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi korona telah mewabah di Indonesia sejak maret 2020. Setahun lebih pandemi ini berlangsung, hal ini berdampak di berbagai bidang tak terkecuali bidang pendidikan. Penerapan tentang pembelajaran jarak jauh atau yang lebih akrab disingkat PJJ telah diberlakukan guna menekan penyebaran virus yang mewabah ini.

Kebijakan PJJ ini tentu memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positif sudah tentu menekan penyebaran virus corona, memudahkan siswa yang jauh dari sekolah, dan membuat siswa belajar menggunakan fasilitas online dalamnya pembelajaran. Diharapkan siswa dapat lebih menguasai tenologi tertutam terkait dengan pembelajaran online. Dampak negatifnya siswa tidak bisa terdeteksi keberadaannya, kurang maksimalnya pengawasan pihak guru terhadap siswa saat berlangsungnya pembelajaran dan kendala jaringan dapat terjadi setiap saat pada waktu pembelajaran online berlangsung.

Pembelajaran dilakukan secara daring, artinya siswa bisa mengikuti pembelajaran tanpa harus datang ke sekolah. Dengan kebijakan ini, siswa mengikuti pembelajaran dirumah saja, seperti ketentuan sehingga mengurangi kerumunan yang bisa menjadi penyebab penularan virus. Siswa dituntut untuk bisa menggunakan fasilitas pembelajaran online seperti google classroom, google meet, dan zoom meeting. Siswa yang jauh juga dapat presensi tepat waktu karena pembelajaran secara online saja, tanpa harus menghabiskan waktu perjalanan ke sekolah.

Dampak negatif PJJ yakni siswa yang tidak terdeteksi keberadaannya tidak terhindarkan. Sistem presensi siswa yang dilakukan di awal pembelajaran, membuat siswa sering meninggalkan atau mengabaikan pembelajaran setelah presensi, belum lagi ketika menggunakan google meet maupun zoom dengan offcam, sehingga tidak terlihat wujud siswa sedang melakukan apa, atau dalam posisi dimana. 

Banyak kemungkinan yang terjadi, seperti siswa tidur, ataupun yang lebih parah siswa meninggalkan gadget atau laptop yang dia gunakan saat pembelajaran dan melakukan hal lain. Guru tidak bisa mengawasi siswa selama pembelajaran berlangsung. 

Terbatasnya komunikasi antara guru dengan siswa bisa menghambat pembelajaran, apalagi jika pembelajaran hanya dilakukan dengan pengiriman modul dan tugas saja. Terlebih lagi dalam pembelajaran matematika, konsep merupakan hal penting yang harus dikuasai siswa sehingga mampu mengerjakan soal matematika yang memiliki berbagai varian dan pengembangannya.

Dampak keterbatasan pengawasan guru terhadap siswa terlihat sangat signifikan pada mata pembelajaran khususnya matematika. Para siswa yang biasanya mendapat nilai rendah di kelas, dan tidak pernah mengerjakan tugas justru mendapat nilai tertinggi ketika ujian tengah semester (UTS) di saat pandemi kemarin. Hal ini perlu untuk dipertanyakan, mengingat para guru tidak bisa mengawasi siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung, dikhawatirkan siswa hanya mengandalkan joki, ataupun dengan mencari di google. Jika dugaan tersebut benar, dan terus menerus terjadi akan menimbulkan dampak negative seperti malas berpikir, kemampuan operasi hitung menurun (karena lupa), dan menjadi tidak percaya diri dengan jawabannya sendiri.

Sebagai contoh ketika siswa menghadapi soal matematika yang mudah tingkatannya, seperti siswa langsung berpikir untuk membuka google maupun kalkulator untuk mengetahui hasilnya. 

Perbedaan siswa yang pandai dan kurang pandai menjadi sulit terdeteksi. Tingkatan soal antara mudah dan sukar bagi siswa menjadi tidak ada karena kemungkinan siswa enggan berpikir, dan terbiasa mengandalkan kalkulator ataupun google, bahkan hanya mencontoh pekerjaan temannya. Siswa menjadi malas. Pola pikir siswa berubah yakni ingin yang praktis, cepat dan benar tanpa perlu usaha berat. Padahal dengan siswa mengerjakan soal, siswa akan berproses dari taraf tidak paham menjadi paham.

Kebiasaan mengerjakan soal ini, juga dapat mengasah kognitif siswa sehingga lebih mudah tanggap, dan membuat ank tidak mudah lupa dengan materi yang diajarkan. Berbanding terbalik dengan siswa yang hanya mengandalkan google maupun joki untuk mengerjakan, siswa akan sulit untuk mengingat materi yang diajarkan, bahkan parahnya lagi siswa tidak paham dengan materi apa yang diajarkan. Terlebih lagi, siswa tidak paham dengan hasil tugas maupun ujian dari joki tersebut.

Mengurangi dampak negatif PJJ bisa dilakukan dengan pembelajaran maupun ujian lewat google meet oncam dan pengadaan kuis secara mendadak guna mengetahui kemampuan siswa yang sebenarnya. Selain itu, pemberian reward kepada siswa saat PJJ juga efektif dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun