Tepat pada hari ini, 28 Oktober tahun 2020 usia sumpah pemuda genap mencapai 92 tahun. Sudah hampir seabad kiranya sumpah pemuda yang lahir ke pangkuan bumi pertiwi senantiasa menemani langkah para pemuda pemudi generasi penerus bangsa Indonesia tercinta ini. Untuk menggugah ingatan kita semua, mari kita hayati bersama bunyi teks Sumpah Pemuda berikut ini :
"Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia."
Perihal bagaimana sejarah Sumpah Pemuda itu lahir di tengah-tengah kita sampai saat ini, sudah banyak jurnal yang dapat kita baca dan pelajari bersama.
Namun lebih dari ut, apakah kita hanya terhenti pada pelajaran sejarah? Apakah kita hanya berhenti pada teks Sumpah Pemuda yang sudah kita hafalkan saja? Tentu saja tidak.
Ada sisi lain yang kiranya kadang kala sering kita lupakan dan luput dari prinsip kita sebagai warga Negara Indonesia, khususnya penyandang gelar pemuda penerus bangsa.
Sumpah pemuda bukan milik perorangan. Sumpah pemuda milik kita semua. Seyogyanya kita mampu menghadirkan rasa tanggung jawab kita terhadap sumpah yang sudah 92 tahun terucap.
Sumpah Pemuda juga merupakan akar dari sumber konsep besar bagi persatuan bangsa yang telah kita kenal sebagai semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Sumpah Pemuda menjadi landasan dari inspirasi gagasan besar Ir. Soekarno yang kemudian dirumuskan dalam wujud Pancasila.
Pesan Tokoh Pemuda Terdahulu
Menghidupkan kembali semangat yang dapat kita serap dari seorang tokoh yakni Ki Hajar Dewantoro, yang mana beliau berpesan bahwa pemuda harus lah memiliki sifat "Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani."
Amanat tersebt dapat kita maknai bahwasannya kita sebagai pemuda harus siap berada digarda paling depan dalam memberikan teladan seperti dengan melakukan perubahan sosial karena kita pemuda diibaratkan sebagai lokomotif yang membawa sejuta perubahan.
Ketika kita sedang berada pada posisi di tengah masyarakat sebagai makhluk sosial, maka pemuda harus bersedia bahu-membahu bersama masyarakat lainnya dalam mencapai kesejahteraan rakyat yang merupakan salah satu cita-cita bangsa.