Mohon tunggu...
Zulfa Aulia Nurfaiza
Zulfa Aulia Nurfaiza Mohon Tunggu... Lainnya - Level Pemula

Daripada mumet dan bikin pusing pikiran, aku memilih menuliskan di sini. Sharing is caring, right? Stay safe, stay healthy❤️✨

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Literasi: Metode Ringan Self-Healing Saat Masa Recovery

24 April 2020   13:20 Diperbarui: 24 April 2020   15:01 2070
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa saja pasti pernah merasakan rasa sakit. Rasa sakit ialah kondisi di mana tubuh kita merasa tidak nyaman dan berakibat pada aktivitas yang terganggu. Hal ini tentu saja sangat menghambat produktivitas. Keadaan akan berubah seiring dengan berjalnnya waktu, tubuh akan merasa lemah sehingga pekerjaan atau hobi akan tertunda. Ada yang bilang, makan jadi tak sedap, tidur pun tak lelap.

Sesorang yang sakit tentu sewajarnya mengharapkan kesembuhan. Dan setelah itu ia akan merasa lebih banyak bersyukur lagi sebab telah melewati masa yang membuatnya tidak bisa beraktivitas seperti biasa.

Masa pemulihan atau yang biasa disebut recovery ialah masa di mana tubuh seseorang kembali beradaptasi dengan kondisi lingkungan sekitar. Tidak langsung memforsir diri dengan pekerjaan yang berat, menjaga pola makan sehat, mencukupkan istirahat dan diimbangi dengan supplemen merupakan beberapa hal yang biasa dijalani ketika dalam tahap recovery tersebut.

Kondisi daya tahan tubuh atau sistem imun tiap orang pasti berbeda-beda. Hal itu juga menjadi faktor yang mempengaruhi seberapa cepat masa pemulihan yang dijalani.

Begitu pula dengan keadaan psikis yang berubah baik ketika seseorang dalam keadaan sehat (sebelum sakit), ketika sakit dan ketika sembuh dari sakit.

Ada hal lain yang kiranya dapat menjadi obat penyembuh selain minum obat-obatan berbahan kimia. Untuk yang satu ini ialah sebagai pancingan semangat bangkit setelah masa sakit yang sempat dilalui.

Tips ini merupakan oleh-oleh dari pengalaman penulis ketika SMA, di mana diselenggarakan sebuah seminar bertema semangat literasi. Dari kegiatan tersebut, narasumber meminta seluruh peseerta untuk menulliskan segala hal yang sedang dirasakan dalam sebuah carik kertas dengan bebas.

Ini untuk membuktikan bahwa menulis bisa dimulai oleh kata apa saja, kapan saja, dimana saja dan yang terpenting oleh siapa saja. Lalu apakah ada korelasi antara proses pemulihan dengan literasi?

Pertama sekali, yang patut kita pahami secara sederhana ialah makna literasi. Literasi sebagai kata kerja yang mana dalam KBBI bermakna kemampuan menulis dan membaca.

Tuhan telah menciptakan manusia sebagai makhuk hidup yang paling sempurna di muka bumi ini. Tidak ada manusia yang tidak mendapat kasih sayang Tuhan. Tuhan menjadikan tiap manusia istimewa dalam versinya masing-masing.

Pun dengan kemampuan menulis dan membaca ini, mungkin beberapa orang masih menganggapnya sebagai suatu hal yang sepele, namun tidak dengan narasumber seminar literasi yang sempat diceritakan di awal tadi.

Beliau memposisikan sebuah literasi sebagai salah satu dari bagian self-healing atau pemulihan diri. Siapa pun yang telah berani bangkit dari rasa sakitnya dimasa silam, entah sakit pada jiwa (maaf) atau raganya, sangat membutuhkan literasi ini. Di mana literasi sendiri tidak melulu musti dengan bacaan yang berat, tulisan-tulisan ilmiah dan lain sebagainya.

Literasi dapat dimaknai secara lebih akrab dengan membaca apa yang kita suka pun menulis apa yang kita rasa. Membaca apa yang kita suka sangat membantu kita dalam proses relaksasi, kiranya selama 24 jam atau sepekan penuh kita disibukkan dengan berbagai macam tuntutan pekerjaan, kegiatan sebagai ibu rumahtangga, perkuliahan, tugas sekolah dan lain-lain.

Sebagai manusia sangat wajar apabila kita membutuhkan waktu istirahat, meregangkan otot-otot yang tegang, sembari menikmati bacaan yang bisa saja ketika kita terhanyut dalam bacaan tersebut justru ide kreatifitas dan semangat bisa terpacu kembali.

Saat masa recovery, terapi literasi dapat memperbaiki sistem imun melalui perasaan gembira yang didapat. Dari peraaan gembira tersebut maka akan melahirkan hormon serotonin, dopamin, relaksin, atau oksitosin ang dapat memperkuat kekebalan tubuh manusia.

Di sisi lain, manfaat dari membaca yakni menambah perbendaharaan kata. Hal tersebut akan memacu otak untuk menyimpan kata per kata secara alamiah dan menggunakannnya ketika terdorong untuk menulis.

Berkaitan dengan menulis, kegiatan ini tidak kalah penting dan manfaatnya dengan membaca. Bisa dikatakan juga, membaca dan menulis adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun