Manajemen berbasis sekolah atau madrasah yakni merupakan pandangan baru yang muncul dalam lingkup pendidikan yang dapat memberikan wewenang luas pada tingkatan sekolah.
Pengertian manajemen berbasis pesantren merupakan suatu aktivitas yang berkolaborasi dengan sumber-sumber pendidikan pesantren agar membentuk dalam usaha demi tercapainya tujuan pendidikan pesantren, dengan kata lain manajemen berbasis pesantren merupakan segala sumberdaya pendidikan. Manajemen berbasis pesantren pada akhirnya adalah proses planning dan pengelolaan lembaga pendidikan pesantren yang terlibat pada sumberdaya dalam menggerakkan tujuan pendidikan pesantren secara efisien dan efektif.
Melihat situasi pesantren, kepemimpinan masih menganut corak yang alami. Dalam pengembangan kepesantrenan maupun pimpinan yang belum memiliki bentuk yang teratur dan tetap. Pimpinan pesantren memiliki karakter kepemimpinan yang bersangkut paut dengan kebutuhan masa depan dan yang akan datang, pimpinan harus mampu memahami kebutuhan lembaga dan pembaruan pesantren kedalam pendidikan yang sesuai standar nasional. Terdapat hal positif yang dapat diusulkan dalam pesantren terhadap proses yang sesuai dengan stansar pendidikan nasional. Penumbuhan fleksibilitas adalah salah satu program pendidikan anak didik secara perorangan dan individu.
Kelebihan pendidikan naungan pesantren adalah tumpuan pada kemampuan yang dapat menciptakan sikap hidup yang lebih luas dan merata yang dapat diikuti oleh seluruh santri, sehingga santri yang sedang mencari ilmu dapat lebih mandiri dan tidak bergantung pada siapapun. Â Kelebihan pada pesantren juga berkaitan dengan pengelolaan sistem manajemen pendidikan yang dalam perkembangan lembaga pesantren.
Perubahan dan perkembangan yang muncul kepermukaan yang mengakibatkan tuntutan lingkungan yang  internal dan eksternal yang dapat membawa pengaruh  terhadap perubahan perilaku organisasi atau kelompok yang ada dalam lembaga sekolah.
CIRI-CIRI dan KARAKTERISTIK MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
Karakteristik MBS biasanya dapat dilihat antara lain dari pengoptimalan kinerja sekolah, tenaga kependidikan dengan profesionalisme yang tinggi, proses pembelajaran, serta keseluruhan pada administrasi. Sejalan dengan itu, pelaksanaan MBS mengungkapkan bahwa karakteristik MBS merupakan pemberian kewenangan yang luas kepada sekolah, partisipasi dan dukungan masyarakat dan orang tua peserta didik yang lebih tinggi, sedangkan kepemimpinan pada sekolah yang professional dan demokratis, serta adanya kelompok kerja yang professional.
Menurut Nur Kholis (2003:56) manajemen berbasis sekolah memiliki 8 karakteristik.
1. MBS memiliki misi atau cita-cita menjalankan sekolah yang memiliki harapan bersama, keyakinan dan nilai-nilai sekolah, membimbing elemen-elemen sekolah didalam aktivitas pendidikan dan memberikan arah kerja. Ini akan mempunyai pengaruh yang bear terhadap fungsi dan efektifitas sekolah, dengan MBS warga sekolah dapat mengembangkan budaya, organisasi sekolah yang tepat, membangun komitmen yang tinggi terhadap sekolah, dan memberikan tingkat layanan pendidikan yang lebih baik.
2.Aktivitas pendidikan dijalankan dengan berdasarkan karakteristik kebutuhan dan situasi sekolah. Hakikat aktivitas sangat penting bagi sekolah agar meningkatkan kualitas pendidikan, secara tidak langsung memperkenalkan perubahan manajemen control eksternal menjadi model berbasis sekolah.
3.Terjadinya proses perubahan strategi manajemen yang menyangkut hakikat manusia, organisasi sekolah, gaya pengambilan keputusan, gaya kepemimpinan, penggunaan kekuasaan dan keterampilan pada manajemen. Dalam konteks pelaksanaan MBS, perubahan strategi manajemen menjadi lebih condong pada aspek pengembangan yang relevan dan tepat dengan kebutuhan sekolah.