Kitab Subulus Salam adalah salah satu karya penting dalam literatur hadis yang dikarang oleh Imam Muhammad bin Ismail Al-Amir  Ash-Shan'ani. Kitab ini terkenal karena membahas berbagai aspek kehidupan berdasarkan ajaran Islam, termasuk hukum-hukum agama yang penting bagi umat Muslim. Salah satu bab yang secara mendalam dibahas dalam kitab ini adalah bab tentang taharah (bersuci), yang mencakup pentingnya menjaga kebersihan fisik dan spiritual sebelum melaksanakan ibadah.
Pendahuluan
       Kitab Subulus Salam adalah kitab penjelasan dari kitab hadits Bulughul Maram. Kitab ini menjadi referensi utama dalam ilmu fiqih dan menjadi kebutuhan bagi seorang mubtadi hingga seorang mujtahid sekalipun. Bab Taharah atau kebersihan dalam kitab ini membahas tentang pentingnya menjaga kebersihan fisik dan spiritual dalam melakukan ibadah. Dalam melakukan analisis, metode tahlili sering digunakan.Â
Metode ini bertujuan untuk memahami hadits-hadits Rasulullah dengan menjelaskan segala aspek yang terkandung di dalamnya dan menunjukkan makna-makna yang tercakup di dalamnya. Kitab Subul al-Salam yang disusun dalam 17 tema besar (kitab), dan salah satunya adalah Bab Taharah. Analisis terhadap Syarah Hadist bab Taharah dalam kitab ini akan membantu kita lebih memahami dan menghargai pentingnya Taharah dalam praktik ibadah kita sehari-hari.
Dalam agama Islam, taharah memiliki peran yang sangat penting karena merupakan syarat sahnya ibadah, seperti shalat, puasa, dan lain-lain. Kitab Subulus Salam memberikan penjelasan komprehensif tentang taharah berdasarkan hadis-hadis Rasulullah SAW yang shahih. Tujuan utama dari kitab Subulus Salam adalah untuk membantu orang-orang memahami prinsip-prinsip agama dengan lebih baik dan menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran Islam.Â
Kitab ini mencakup berbagai aspek kehidupan, termasuk akhlak, hubungan sosial, ibadah, hukum Islam, dan banyak lagi. Selain itu, kitab ini juga menjadi rujukan penting dalam hadits-hadits ahkam (hukum-hukum) yang sangat dibutuhkan umat Islam untuk dijadikan sebagai referensi. Hal ini membuat kitab Subulus Salam menjadi salah satu kitab wajib dalam pendidikan, khususnya pendidikan pesantren.
Struktur dan Penjelasan Hadis dalam Bab Taharah
      Syarah hadis dalam "Subulus Salam" memberikan penjelasan mendalam terhadap hadis-hadis yang terkait dengan taharah. Di antara hadis-hadis yang sering dibahas adalah:
- Hadis tentang Wudhu: Nabi Muhammad SAW memberikan tuntunan rinci tentang bagaimana melakukan wudhu dengan benar sebelum melaksanakan shalat. Langkah-langkah seperti mencuci tangan, membersihkan wajah, membasuh lengan hingga siku, mengusap kepala, dan mencuci kaki, semuanya dijelaskan secara terperinci.
- Hadis tentang Mandi Junub: Ketika seseorang dalam keadaan junub karena hubungan intim atau mimpi basah, Nabi memberikan tuntunan tentang mandi besar yang harus dilakukan sebelum kembali melakukan ibadah seperti shalat. Syarah hadis ini menjelaskan prosedur mandi junub serta pentingnya menjaga kesucian sebelum beribadah.
- Hadis tentang Hal-hal yang Membatalkan Wudhu: Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan umat Islam tentang hal-hal yang membatalkan wudhu, seperti buang angin, kencing, buang air besar, dan mimpi basah. Syarah hadis ini membahas secara mendalam tentang konsekuensi dari perbuatan-perbuatan ini terhadap kebersihan ritual umat Islam.
Pendekatan Syarah Hadis dalam "Subulus Salam"
    Pendekatan dalam syarah hadis dalam "Subulus Salam" tidak hanya terbatas pada penjelasan teknis, tetapi juga mencakup konteks historis, hikmah, serta implikasi praktis dari ajaran-ajaran Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa aspek yang biasanya dibahas dalam syarah hadis Bab Taharah:
- Konteks Sejarah: Ulama yang menulis syarah hadis sering kali menguraikan situasi atau latar belakang di mana hadis-hadis ini disampaikan.
- Hikmah dan Nilai-Nilai Moral: Selain menjelaskan teknis dari tata cara ibadah, syarah hadis juga menyoroti hikmah dan nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya. Misalnya, pentingnya menjaga kebersihan sebagai bentuk taqwa (ketakwaan) kepada Allah SWT.
- Pembandingan Pendapat Ulama: Dalam beberapa kasus, syarah hadis juga membandingkan pendapat-pendapat ulama lain mengenai interpretasi atau aplikasi hadis-hadis tertentu. Ini membantu pembaca untuk melihat berbagai perspektif dalam masalah-masalah  fiqih yang kompleks.
Relevansi Hadis-hadis dalam Kehidupan Kontemporer
     Meskipun ditulis pada masa lampau, hadis-hadis yang dibahas dalam "Subulus  Salam" tetap memiliki relevansi yang besar dalam kehidupan umat Islam kontemporer. Berikut adalah beberapa poin relevansi:
- Penerapan dalam Ritual Ibadah: Hadis-hadis tentang wudhu dan mandi junub tetap menjadi panduan utama dalam menjalankan ibadah shalat secara sah dan murni.
- Pentingnya Kebersihan dalam Keseharian: Ajaran-ajaran Nabi tentang menjaga kebersihan juga relevan dalam konteks sanitasi dan kesehatan modern. Ini mencerminkan perhatian Islam terhadap kesejahteraan fisik dan spiritual umatnya.
- Pendidikan Moral dan Etika: Syarah hadis dalam "Subulus Salam" memberikan pelajaran tentang nilai-nilai moral, seperti kesucian dan tanggung jawab dalam menjaga lingkungan dan pakaian.
Dengan memahami dan menginternalisasi ajaran-ajaran ini, umat Islam dapat memperkuat kualitas ibadah mereka dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya kebersihan dalam menjalani kehidupan spiritual. Kitab "Subulus Salam" tetap menjadi rujukan yang sangat berharga bagi mereka yang ingin mendalami lebih dalam tentang ajaran Nabi Muhammad SAW dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Imam al-Sanani menekankan pentingnya menjaga taharah sebagai persyaratan sahnya ibadah. Bersuci secara fisik dan spiritual tidak hanya membersihkan diri dari kotoran fisik tetapi juga menyiapkan hati dan pikiran untuk beribadah dengan khusyuk dan penuh kebersihan.
Kesimpulan
     Analisis syarah hadist bab taharah dalam Kitab Subulus Salam menunjukkan bahwa taharah memiliki kedudukan yang sangat penting dalam ajaran Islam. Melalui penjelasan mendalam terhadap hadis-hadis yang berkaitan dengan taharah, Imam al-Sanani mengajarkan umat Islam untuk memahami, menghargai, dan mengimplementasikan nilai-nilai kebersihan fisik dan spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, praktik taharah yang benar dapat menguatkan hubungan pribadi seseorang dengan Allah SWT serta menjaga kebersihan dan kesucian dalam melakukan ibadah.
Penulis :
1. Zulfa Imarah
2. Najla Aulia Kholaidah
Dosen : Putri Qurrotaa'yun, Lc. Mh
Asal Instansi : PAI Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani YogyaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H