Saat berkunjung ke Bulukumba, dan melihat rumah-rumah panggung. Kita akan melihat sebuah ukiran kayu yang ada di puncak rumah menjulang ke atas langit, mungkin kita akan bertanya-tanya itu apa.
Di Bulukumba, penggunaan Anjong dan Teba dengan ukiran khas mungkin tidak kita temukan lagi di daerah lain, Simbol rumah ini masih banyak terdapat di daerah timur Bulukumba dengan ukiran khas Naga dan Bunga-bunga.
Bentuk Vertikal dari garis belakang menjulan ke depan disebut Anjong, dan bentuk Horisontal di sebut Teba, kedua benda ini bukan hanya sebagai hiasan rumah tapi merupakan sebuah simbol dari pemilik rumah.
Anjong dengan motif ukiran Naga ini memiliki arti jikalau si pemilik rumah status sosial Suami lebih tinggi dari pada Istri, sedangkan Teba dengan motif ukiran bunga-bunga memiliki arti jikalau si pemilik rumah status sosial Istri lebih tinggi dari pada Suami. Simbol Anjong dan Teba banyak kita temukan di Kecamatan Bonto Bahari.
Selain itu, kita juga akan menemukan bentuk lain di daerah Kajang dengan posisi yang sama yang biasa di sebut jangang-jangang yang biasanya menyimbolkan bahwa si pemilik rumah merupakan rumpun Ammatowa.
Saat ini, penggunaan Anjong dan Teba di Kecamatan Bonto Bahari masih terus lestari dan memperindah rumah panggung di Bulukumba yang sudah jarang kita temukan di daerah lain di Sulawesi-selatan bahkan Indonesia. Terakhir, penulis pernah melihat hal serupa yakni Anjong terdapat di Desa Amali, Kab. Bone.
Topada Salamaki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H