Mohon tunggu...
Zulcar Chaeril
Zulcar Chaeril Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writer and lecturer

Menulis mengenai pemasaran, startup, digital marketing, olahraga bola basket, dan traveling . kontak z.chaeril@gmail.com blog: https://zulcarc.wixsite.com/journeytime

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Startups and It's Problems, Masih Mau Kerja di Startup?

13 Juni 2022   14:35 Diperbarui: 13 Juni 2022   14:36 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perusahaan rintisan atau yang lebih dikenal dengan startup dirasa cukup seksi bagi para millenial saat ini. Perusahaan yang mayoritas berbasis teknologi ini merupakan ladang pekerjaan incaran para anak muda yang baru memulai karir maupun yang sudah berpengalaman. 

Di awal 2022 ini berita menggemparkan datang dari dunia perusahaan rintisan. Banyak perusahaan rintisan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya. Pemecatan ini bukan tanpa alasan, tapi karena keuangan mereka yang mulai berkurang dampak dari kondisi makro ekonomi dunia yang dianggap belum membaik paska COVID 19 pada 2020 lalu. 

Para perusahaan rintisan ini mulai menata keuangan mereka. Banyak dari perusahaan rintisan yang harus menyesuaikan keuangan karena investor harus sementara menyetop atau mengurangi pendanaan yang mereka berikan.

So, what do we need to know about startups?

Perusahaan rintisan atau startup merupakan perusahaan yang baru didirikan oleh sang founder usianya masih dibawah 5 tahun. Sumber pendanaan awal mereka bisa dari bermacam sumber seperti bootstrap dan investor. Mereka butuh waktu untuk bisa mulai mendapatkan pendapatan, sehingga dari tahap pembuatan hingga perkenalan umumnya mereka mengandalkan dana dari kantong pribadi maupun investasi, baik perorangan maupun perusahaan atau venture capital.

Perusahaan rintisan atau startup umumnya masih berusia dibawah 5 tahun. Perusahaan startup ini masih dalam tahapan riset serta pengembangan produk, sehingga banyak juga disebut masih "Baby" yang diartikan jika perusahaan masih harus dalam bimbingan. Saat ini banyak konsultan atau perwakilan dari investor yang masih harus turut andil dalam pengembangan startup baik dalam bisnis management maupun produk. Tujuannya adalah untuk make sure jika produknya benar-benar mampu menjawab masalah dari konsumen.

Startup santai tapi tetap kerja keras

Jika dilihat sekilas mereka yang bekerja di perusahaan startup banyak di dominasi oleh para millenial. Mereka dibutuhkan untuk mengemukakan ide kreatif dalam mengembangkan baik produk maupun pemasaran agar bisa bersaing dengan kompetitor. Para millenials ini difasilitasi dengan segala kebutuhan untuk membuat mereka nyaman dan mampu memberikan ide cemerlang.

Meski mereka terlihat cukup santai tapi mereka tetap bekerja keras. Bahkan dalam dunia startup tidak heran jika seseorang harus bisa multitasking, mengerjakan job description dan juga mengerjakan hal lain. Sehingga, yang namanya bekerja rasanya mereka tetap harus bekerja dengan keras.

Sistem pendanaan yang terbatas

Sebuah startup memiliki bermacam sumber pendanaan. Mulai dari bootstrap, hingga investasi dari venture capital atau angel investor. Di masa ini startup harus jeli menggunakan dana yang mereka dapatkan. Mulai dari mengatur pengeluaran operasional sampai penggunaan dana untuk promosi, atau bakar uang. 

Penggunaan dana ini lah yang mereka harus pikirkan penuh agar startup bisa berjalan sebelum produknya mampu memberikan keuntungan. Kedepannya, startup dengan produk yang bisa menghasilkan pun memungkinkan untuk tetap pendanaan dari luar. Pendanaan dari luar ini memungkinkan startup untuk mengembangkan produknya semakin sempurna serta melakukan promosi untuk membesarkan pangsa pasar yang mereka inginkan.

Dampak pandemi terhadap keberlangsungan startup

Pandemi Covid-19 memberi dampak yang cukup signifikan terhadap startup. Pada masa awalnya banyak startup yang harus gagal karena kurangnya dana untuk menjalankan perusahaan. Banyak startup yang masih mengandalkan investor harus gulung tikar karena investornya pun terkena dampak sehingga tidak mampu lagi membiayai pengeluaran startup. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun