Dalam dunia startup pendanaan merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Tanpa adanya pendanaan yang bergulir sebuah startup bisa tidak dapat berjalan.Â
Pada umumnya, sebuah startup akan bisa bergulir saat mendapat investor yang siap memberikan dananya untuk membantu sebuah startup untuk berkembang. Namun, selain mendapat pendanaan dari investor dalam dunia startup dikenal juga berbagai sumber pendanaan lain, salah satunya yaitu bootstrap.
Bootstrapping merupakan pendanaan startup yang dilakukan oleh diri sendiri alias modal sendiri. Founder dari startup harus merogoh koceknya sendiri untuk bisa menjalanakan startup sendirinya.Â
Pendanaan diri sendiri bisa juga berasal dari pinjaman atau kredit. Meski bootstrap kadang tidak menjadi pilihan para founder karena sangat besarnya biaya yang harus disiapkan, namun beberapa startup bermula dari sistem pendanaan ini. Contohnya yang kini menuai sukses ialah ZOHO, Shutterstok, dan Esri.
Memilih sistem pendanaan bootstrap merupakan pilihan dari Founder
Setiap pemilik startup pasti memiliki opsi untuk mengajukan bisnisnya diberbagai perusahaan pendanaan untuk bisa mendapatkan investasi yang sesuai. Namun tidak semua bisa mendapat investasi sesuai dengan kebutuhan startup yang sedang dijalankan.Â
Selain itu, terkadang para investor menganggap rencana bisnis yang kita tawarkan tidak akan memberi dampak atau tidak dapat diimplementasikan di masyarakat. Sehingga, makin sulit investor menginvestasikan dananya.
Bootstrap merupakan salah satu jalan yang bisa dilakukan disaat tidak ada yang mau memberikan pendanaan untuk startup. Cara pendanaan ini umum dilakukan oleh startup pada level awal saat ingin melakukan pengetesan produk mereka.Â
Sebelum bisa meyakinkan para investor, founder dapat menggunakan dana mereka terlebih dahulu dalam melakukan testing diawal. Jika produknya sudah benar-benar bermanfaat biasanya investor yang akan datang dan menawarkan investasi.Â
Yakin model bisnis dapat berjalan
Merogoh kocek sendiri bukanlah perkara mudah. Founder harus yakin jika startupnya benar-benar bisa berjalan serta memberi keuntungan.Â
Sebaliknya, jika model bisnis yang diterapkan tidak mampu diterima dengan baik maka founder harus siap untuk melakukan pivot dalam bisnisnya agar tetap bertahan atau menutup bisnisnya agar mencegah kerugian yang semakin membesar.Â
Seiring dengan model bisnis yang benar-benar bisa diterapkan, maka founder akan mendapat keuntungan dari investarinya sendiri.Â
Memisahkan dana startup dengan dana pribadi
Layaknya sebuah investasi, bootstrap dalam startup juga harus memisahkan dana yang akan digunakan untuk berbisnis dengan dana pribadi.Â
Pastikan dana yang akan digunakan untuk startup cukup untuk jangka waktu tertentu tanpa harus mengganggu dana pribadi. Dana pribadi akan tetap digunakan untuk keseharian founder tanpa harus mengambil dari dana yang telah disiapkan untuk bootstrap.Â
Efisiensi dalam operasional
Tanpa menggunakan pemodalan dari luar, founder harus pintar dalam melakukan efisiensi. Pengeluaran tidak boleh boros. Menjaga aliran kas startup sangatlah penting agar dana yang digunakan untuk operasional tidak habis atau tidak terbuang dengan percuma.Â
Efisiensi juga akan menuntut semua mereka yang bekerja akan benar-benar tidak menggunakan dana yang tersedia secara boros.Â
Melakukan kontrol sepenuhnya
Dengan menggunakan dana pribadi, founder memliki kuasa penuh atas startup yang dijalankan. Founder sepenuhnya akan mengatur segala sesuatunya dalam startup agar mencapai target-target tertentu. Termasuk, membuat rencana-rencana keuangan yang dapat membuat startup berjalana sesuai dengan dana yang telah disiapkan.Â
Pendanaan dalam startup terdapat dalam berbagai cara. Selain cara pengetatan menggunakan bootstrap, pemilihan investor dari venture capital ataupun angel investor pun bisa menjadi pilihan.Â
Namun, setiap cara yang dipilih memiliki risikonya masing-masing. Sehingga memilih cara pemodalan yang tepat menjadi faktor yang sangat krusial dalam menjalankan sebuah startup.
Jadi, apakah sistem bootstrap ini bisa diterapkan di startup kamu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H