Lasem merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Kecamatan ini punya julukan "Tiongkok Kecil" dan bukan tanpa alasan pemberian nama Tiongkok Kecil disematkan kepada Lasem.
Lasem dipercaya sebagai tempat pertama orang tiongkok mendarat di Indonesia. Terbukti dengan banyak ditemukannya peninggalan bangunan klenteng dan rumah bergaya Tionghoa serta batik peranakan.
Masyarakat Lasem percaya bahwa Laksamana Cheng Ho pernah berlabuh disini, tepatnya di pelabuhan Regel untuk berdagang.
Selain itu, masyarakat pun percaya bahwa Laksamana Cheng Ho pernah membakar kapal yang digunakan pasukannya untuk menjelajah laut dan akhirnya para pasukan dari Tiongkok pun menikah dengan warga asli Lasem dan memiliki keturunan sampai saat ini.
Saat sedang mengeksplorasi suatu daerah di Indonesia, belum puas jika belum menikmati kopinya. Minum kopi merupakan kebiasaan seluruh orang di dunia, termasuk Indonesia dan juga Lasem khususnya.Â
Umumnya mereka menikmati kopi di pagi hari bersama camilan seperti gorengan atau makanan ringan lainnya.
Kopi Lasem tidak hanya memiliki fungsi untuk diminum saja, tapi juga kopi Lasem digunakan untuk membatik. Kebiasaan masyarakat Lasem menggunakan ampas kopi untuk membatik ini disebut Lelet. Maka dari itu kopi Lasem dikenal juga dengan Kopi Lelet Lasem.
Kopi Lasem dikenal karena kelembutan bubuk kopinya yang bisa digunakan untuk membatik. Biasanya untuk membatik kain pengrajin menggunakan malam, kali ini membatiknya menggunakan ampas kopi.
Lelet adalah seni ngebatik menggunakan ampas kopi dengan rokok sebagai medianya berbeda dengan ngebatik pada umumnya yang menggunakan kain sebagai media yang digunakan.Â
Lelet adalah kebiasaan masyarakat Lasem sebelum menghisap rokok, mereka menggambar batang rokok menggunakan sisa ampas kopi yang telah habis mereka minum.
Salah satu lokasi menikmati kopi Lelet adalah di warung kopi Wak Thayib. Warung Kopi Wak Thayib adalah warung kopi tertua di Lasem. Warung kopi ini dibuka dari jam 4 pagi hanya sampai jam 8 pagi.Â
Letaknya berada di Ngemplak Kejuron, Lasem. Meski hanya seperti warung kopi pada umumnya, warung kopi ini ramai dikunjungi oleh warga.Â
Tempatnya sangat sederhana, meja berbentuk U yang tidak dilengkapi oleh etalase-etalase atau kompor yang berada di meja mengisi warung tersebut.
Tampilannya yang sangat sederhana hanya tersedia wadah bubuk kopi dan wadah gula diatas meja, sedangkan air panasnya dari teko panas yang berada dibalik meja.Â
Sembari menikmati nikmatnya kopi lelet Lasem, tersedia nasi uduk serta gorengan di warung kopi Wak Thayib ini. Sambil bersantai menikmati secangkir kopi hangat dan nasi uduk, saatnya lelet.
Caranya cukup mudah, tuangkan kopi yang telah anda minum ke piring yang berada dibawah cangkir yang telah disiapkan, lalu habiskan sisa air kopi yang berada piring. Kalo tidak bisa dihabiskan, bisa diresapkan menggunakan tissue kering.
Setelah habis dan tersisa hanya ampas kopinya saja campurkan susu kental manis yang telah disiapkan lalu aduk merata sampai mengental.Â
Ampas kopi yang telah tercampur pun siap digunakan untuk lelet alias menggambar batang rokok. Untuk menggambar bisa menggunakan sendok ataupun pentol korek yang telah dilancipkan ujungnya.
Setelah asik menikmati kopi dan lelet batang rokok, kini saatnya melanjutkan mengeksplorasi Lasem Tiongkok Kecil yang berada di pesisir utara pulau jawa. Tidak hanya wisata kuliner, wisata sejarah dan budaya di Lasem pun patut untuk dikenali.
Jangan lupa mampir ke Wak Thayib untuk yang mau ke Lasem!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H