Mohon tunggu...
Zulcar Chaeril
Zulcar Chaeril Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writer and lecturer

Menulis mengenai pemasaran, startup, digital marketing, olahraga bola basket, dan traveling . kontak z.chaeril@gmail.com blog: https://zulcarc.wixsite.com/journeytime

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Kembali Menang di Final Kedua, Stapac Jakarta Angkat Piala di Bandung

26 Maret 2019   09:00 Diperbarui: 26 Maret 2019   20:45 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stapac Jakarta berhasil menjuarai IBL Pertamax 2018-2019 setelah mengalahkan Satria Muda Pertamina Jakarta pada babak final kedua di GOR C-Tra Arena, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (23/3/2019). (Dok. IBL)

Bermain agresif dari awal dan meminimalisir turnover adalah cara Satria Muda lakukan untuk meraih gim 2 di Bandung. Stapac dengan konsistensi permainannya mampu menahan segala serangan Satria Muda yang banyak dikomandoi oleh Arki dan Dior. 

Kunci yang seharusnya menjadi koreksi Satria Muda di gim 1 tidak terlalu bisa diminimalisir, alhasil Stapac kembali meraih kemenangan di gim 2 dan merengkuh gelar juara musim ini dengan keunggulan angka 70-54. 

Coach Gibi terus menerus menginstruksikan untuk melakukan defensive man to man yang sangat ketat selama pertandingan agar Satria Muda tidak mendapat momentum untuk mengambil alih pertandingan. Kejelian Coach Gibi membaca situasi membuat Stapac terus bermain konsisten selama 4 kuarter, dengan strategi yang baik dan juga rotasi pemain membawa Stapac bermain sesuai dengan tempo yang mereka inginkan. 

Semakin konsisten permainan Stapac membuat frustasi pemain Satria Muda yang lagi dan lagi melakukan banyak kesalahan. Satria Muda harus mengurangi turnover yang terjadi di gim 1 untuk bisa mengambil alih pertandingan ini namun di gim 2 ini mereka terlihat belum mampu membongkar ketatnya pertahanan yang dibangun oleh Stapac alhasil mereka harus membuat total 21 turnover, tidak jauh lebih baik pertanding gim 2 ini Stapac pun mengumpulkan 17 turnover.

Pertandingan gim 2 sangat seru, Satria Muda mampu mengimbangi Stapac hingga akhir kuarter 3 yang membuat mereka yakin dapat merebut gim ini. Namun konsistensi permainan Satria Muda harus menurun jauh pada kuarter 4 yang dimana mereka melakukan kesalahan demi kesalahan. Pada menit ke 7 Satria Muda semakin mengendur dan merekapun harus tertinggal 10 point, margin yang sangat berbahaya dalam sebuah pertandingan final. 

Stapac Jakarta Juara. (sumber: ligaolahraga.com)
Stapac Jakarta Juara. (sumber: ligaolahraga.com)

Puncaknya pada 3 menit terakhir Satria Muda tertinggal dengan skor 70-54 Stapac semakin jauh meninggalkan Satria Muda. Berfokus menyerang justru membuat Satria Muda kecolongan Stapac mampu meraih 4 point tambahan namun Satria Muda harus terhenti di point 54.

Pada pertandingan ini peran point guard masing-masing tim tidak terlihat di seperti gim 1 dimana Hardianus mampu mencetak 17 angka dan Widyanta mampu mencetak 11 angka. Gim 2 keduanya benar-benar tidak berkutik dan bermain lebih banyak dalam mencetak asis, Hardianus mencetak 5 point berikut 5 asis dan Widy hanya mencetak 2 point berikut 4 asis. 

Satria Muda harus berpangku pada Arki yang mencetak 15 point dan juga Dior Lowhorn yang sudah tampil sangat garang namun belum mampu membawa Satria Muda menang dengan capaian double-doublenya yaitu 25 point dan 20 rebound. 

Berbeda dengan Stapac yang justru ada 4 pemain yang mencetak double digit point yaitu Kaleb sang MVP dengan 11 point ada juga Abraham Damar yang mencetak 14 point pemain asing Kendal Yancy dengan 17 point dan juga sang MVP final Savon Goodman dengan torehan double-doublenya 20 point dan 19 rebound. 

Perbandingan antara pemain lokal Stapac dan Satria Muda sangat terlihat jauh pada gim 2 ini, pemain lokal Stapac mampu bermain sangat meyakinkan dan turut andil dalam pemenangan Stapac Musim ini berbeda dengan Satria Muda ini merupakan salah satu statistik terburuk mereka, tim sebesar Satria Muda tidak seharusnya pemain lokal bermain jauh dari kemampuan terbaiknya.

Kegagalan Satria Muda meraih kemenangan gim 2 ini mengantarkan Stapac menjadi juara musim 2018/2019 yang pada gim 1 Stapac sudah meraih kemenangan pertamanya. 

Prestasi yang mengagumkan ini juga diikuti dengan terpilihnya beberapa pemain Stapac yang meraih gelar individu musim ini seperti Abraham Damar yang meraih sixth man of the year, Agassi peraih Rookie of the year, Widyanta meraih most improved player dan pastinya Kaleb Ramot Gemilang sang peraih MVP. Dengan kemenangan ini Stapac mengawinkan gelar juara mereka dengan juara pra musim kemarin.

Kecemerlangan musim ini bagi Stapac juga diraih dengan konsistensi permainan mereka. Stapac sudah menunjukkan kemampuan pemain lokal di preseason kemarin yang dimana mereka juga menjadi juara hingga musim reguler dan final. 

Kemampuan Stapac menggabungkan 2 gelar juara pra musim dan musim reguler ini harus diapresiasi, Stapac merupakan tim pertama yang mampu meraih kedua gelar tersebut bersamaan setelah 10 tahun terakhir tidak ada yang bisa meraihnya. 

Keberhasilan Stapac juga tidak lepas dari gaya permainan eropa yang dibawa oleh Coach Gibi ke Stapac Jakarta. Bermain sebagai tim dan percaya antar pemain membawa Stapac sebgai tim yang mampu menjalanakan instruksi coach Gibi dengan baik. Bagaimana tidak, mereka tidak pernah meremehkan satu pertandingan pun yang dilakoninya sehingga membawa mereka menang terus menerus, tidak ada satu big match pun yang mereka harus telan jari selama musim 2018/2019. 

Satria Muda berbeda dengan musim sebelumnya saat dimana mereka mampu menjadi juara. Musim ini ditutup oleh kekalahan di laga final menghadapi Stapac Jakarta, namun merekapun harus berbangga karena musim ini banyak kerikil yang mereka harus hadapi, kekalahan selama di reguler season sebanyak 7 kali, dan cideranya Jamar Johnson di semifinal saat menghadapi NSH. 

Sebagai tim besar yang memiliki tradisi dan mental juara Satria Muda mampu bangkit walau harus kalah di laga pamungkas setidaknya mereka sudah mengarahkan semua kemampuan terbaik mereka di musim ini. Sampai jumpa di IBL musim 2019/2020!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun