Jakarta selalu menjadi panggung politik yang penuh gairah, penuh kejutan, dan tak pernah kehilangan daya tariknya. Kampanye akbar pasangan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) di Jakarta Pusat pada 23 November 2024 adalah salah satu babak yang mempertegas hal itu. Di tengah riuh rendah dukungan, muncul keputusan mengejutkan: sebanyak 83 relawan dari paslon nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno, beralih mendukung pasangan RIDO.
Momen itu mungkin sederhana dalam bentuknya---melepas atribut lama dan mengenakan atribut baru di atas panggung. Tapi jika ditelisik lebih dalam, ini adalah simbol penting dari keyakinan yang beralih. Seperti kata Yahya Ibnu Sabil, Sekjen Sobat Mas Pram-Bang Doel, keputusan tersebut bukanlah bentuk pengkhianatan, melainkan langkah strategis. Yahya, bersama puluhan rekannya, melihat kebutuhan Jakarta akan pemimpin yang tak hanya mampu memimpin dengan keadilan, tetapi juga membawa visi besar untuk memajukan kota ini. Dalam pandangan mereka, Ridwan Kamil dan Suswono adalah jawaban atas harapan itu.
Apa yang membuat langkah ini menarik bukan hanya keberanian para relawan untuk mengambil sikap di tengah tekanan politik, melainkan juga keyakinan bahwa ini adalah jalan terbaik bagi masa depan Jakarta. Yahya bahkan menyebut keputusan mereka sudah final. Ada keikhlasan di sana, sebuah penyerahan total pada keyakinan bahwa Ridwan Kamil dan Suswono memiliki potensi besar untuk mengubah wajah Jakarta.
Ketua Tim Pemenangan RIDO, Ahmad Riza Patria, menyambut langkah ini dengan tangan terbuka. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa setiap warga negara memiliki hak untuk menentukan pilihan terbaiknya, dan keputusan para relawan tersebut adalah bagian dari hak demokrasi yang harus dihormati. Ini adalah pernyataan yang tak hanya menggambarkan kedewasaan politik, tetapi juga memberikan pesan bahwa perubahan itu dirayakan, bukan dicurigai.
Dinamika politik Pilkada Jakarta 2024, seperti biasa, penuh dengan intrik dan kejutan. Dukungan yang beralih ini bukan sekadar angka; ia adalah cerminan dari kekuatan gagasan dan visi yang mampu menginspirasi. Dalam hal ini, pasangan RIDO menunjukkan bahwa visi mereka tentang Jakarta Baru yang maju mampu menembus sekat-sekat dukungan dan meraih simpati dari berbagai elemen masyarakat.
Namun, seperti yang juga diingatkan oleh Riza Patria, Pilkada ini bukan semata soal persaingan, tetapi juga soal menjaga kedamaian. Pilkada damai adalah harapan semua pihak, dan ini adalah tanggung jawab bersama untuk memastikan bahwa proses demokrasi berjalan tanpa konflik yang merusak.
Pada akhirnya, keputusan para relawan ini mungkin tampak seperti satu langkah kecil dalam perjalanan politik yang panjang. Tetapi langkah kecil ini memiliki gema yang besar. Ia mengirimkan pesan bahwa di tengah kompleksitas politik, selalu ada ruang untuk memilih apa yang diyakini benar. Dan dalam hal ini, keyakinan itu ada pada pasangan Ridwan Kamil-Suswono.
Jakarta memang membutuhkan pemimpin yang bukan hanya mengelola kota, tetapi juga menginspirasi warganya. Pada 27 November nanti, suara yang diberikan kepada pasangan RIDO adalah suara untuk harapan, perubahan, dan masa depan Jakarta yang lebih baik. Dan bukankah itu yang kita semua inginkan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H