Mohon tunggu...
Zulaikha Qurroti Ayunina
Zulaikha Qurroti Ayunina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa baru Universitas Airlangga

Sejak kecil saya tertarik dengan bidang ekonomi. Menurut saya semua hal yang berkaitan dengan ekonomi, terutama tentang bisnis adalah sesuatu yang seru dan menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Belajar Bisnis, Politik, dan Parenting dari Drama Korea

6 Januari 2025   16:29 Diperbarui: 6 Januari 2025   16:29 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pernahkah kalian mendengar ujaran seperti, "Emang nonton drakor ada manfaatnya? Buang-buang waktu aja" atau bahkan sering dimarahi ibu dengan kalimat serupa? Sebagai penggemar drama Korea, saya sangat membenci pertanyaan itu. 

Bagiku yang telah berkecimpung di dunia per-drakor-an selama 4 tahun dan menamatkan puluhan judul drakor, anggapan itu jelas keliru. Aku yakin drama Korea memiliki banyak sekali manfaat, baik yang berdampak bagi diri sendiri maupun yang berhubungan dengan orang lain.

Banyak orang mengatakan bahwa drama Korea adalah hiburan di tengah padatnya aktivitas, healing terbaik yang dapat mengurangi stres dan membuat mental health jadi lebih baik. Pendapat tersebut memang benar adanya. 

Drama Korea punya dampak positif bagi psikologis kita, namun bagiku manfaatnya lebih dari itu. Ada satu hal besar yang aku rasakan dan benar-benar berpengaruh dalam hidupku, terutama dalam merubah pola pikirku. 

Drama Korea seringkali menyelipkan pengetahuan baru yang berguna bagi kita. Mulai dari pelajaran hidup yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari hingga wawasan yang lebih kompleks, seperti strategi bisnis ataupun politik. 

Ada banyak hal menarik yang dapat dipelajari dari drama Korea dan berikut beberapa contohnya: 

  1. Pengetahuan dalam berbisnis dan investasi

Ada 2 drama yang menarik untuk ditonton jika ingin belajar bisnis dan investasi, yaitu Start-Up dan Payback: Money and Power. Sama seperti judulnya, drama Start-Up mengajarkan banyak hal tentang perusahaan rintisan. Pembentukan tim start-up, penemuan ide, pembuatan proposal bisnis, hingga strategi dalam meyakinkan para investor semua ada dalam drama ini. 

Ada 1 dialog yang masih kuingat sampai sekarang, "tidak semua orang cocok menjadi pemimpin." Kalimat ini membuatku berpikir akan kebenarannya. Namun, setelah ditelusuri dalam episode-episode selanjutnya, pernyataan tersebut benar. 

Menemukan ide baru dan mengetahui cara untuk merealisasikannya, tidak serta merta membuatmu cocok menjadi pemimpin dalam tim. Pemimpin dalam perusahaan rintisan haruslah orang yang memiliki ambisi besar untuk maju, rasa percaya diri, serta optimisme yang kuat. 

Sementara itu drama Payback: Money and Power adalah drama yang menceritakan pembalasan dendam terhadap kartel rentenir. Meski begitu, drama ini sarat akan ilmu berinvestasi, karena salah satu karakternya adalah seorang money trader di luar negeri. Ada banyak sekali istilah-istilah baru yang asing bagi sebagian orang, salah satunya istilah short selling. 

Short selling adalah transaksi jual beli saham, di mana investor meminjam saham dari pihak lain, lalu menjualnya dengan harga tinggi, dan membelinya kembali saat harga turun. Drama ini sangat cocok bagi kamu yang ingin berinvestasi saham.

  1. Strategi dalam politik dan hukum

Ada banyak sekali drakor yang membahas tentang politik dan hukum. Pertama, Law School, drama hukum populer yang sangat disukai banyak orang. Dari drama ini kita bisa belajar tentang istilah-istilah hukum, penggambaran proses sidang, celah dalam Undang-Undang, dan yang paling menarik yaitu gambaran kehidupan mahasiswa hukum. Drama ini cocok untuk mereka yang tertarik atau berencana kuliah di jurusan hukum.

Kedua, Designated Survivor 60 Days, sebuah drama dengan nuansa politik yang kental. Bercerita tentang seorang menteri lingkungan hidup yang tiba-tiba diangkat menjadi presiden karena presiden sebelumnya meninggal dunia. 

Drama ini mengajarkan strategi berpolitik, khususnya bagi mereka yang "bersih" alias belum pernah terjun ke dunia politik. Selain itu, drama ini juga memperlihatkan kehidupan seorang presiden dan keluarganya, yang ternyata jauh dari kata mudah atau menyenangkan seperti yang terlihat di sosial media. 

Ketiga, Queenmaker, drama luar biasa yang underrated. Dengan dua pemeran utamanya adalah wanita membuat drama ini istimewa daripada drama politik lainnya. Drama ini menggambarkan secara mendalam proses pemilu, mulai dari pengumpulan massa pendukung, strategi kampanye yang cerdas, hingga bertahan menghadapi berbagai serangan dan fitnah dari lawan. 

Kisah perjuangan karakter utama dalam meraih posisi wali kota menghadirkan inspirasi dan wawasan baru tentang dinamika politik serta membuktikan bahwa dengan tekad yang kuat dan strategi yang cerdas dan tepat, siapapun dapat memenangkan persaingan politik yang kompetitif mengajarkan bahwa wanita juga bisa menjadi pemimpin. 

  1. Gaya parenting

Selain membahas bisnis dan politik, drama Korea juga mengajarkan tentang gaya parenting. Beberapa drama korea menampilkan berbagai pola asuh beserta dampaknya pada anak. Contohnya pada drama Sky Castle yang memperlihatkan pola asuh otoriter. 

Tekanan besar dari orang tua demi mencapai kesuksesan akademik seringkali menyebabkan anak memberontak saat dewasa. Hal ini menjadi pengingat bahwa pola asuh yang terlalu keras dapat berakibat buruk bagi perkembangan anak.

Kemudian ada Green Mother's Club, menyoroti kisah seorang ibu yang sabar menghadapi cibiran dari ibu-ibu yang lain tentang anaknya yang spesial. Drama ini mengajarkan pola asuh bagi anak berkebutuhan khusus, mulai dari menggali potensi sang anak, mendukungnya melakukan sesuatu yang disuka, hingga menciptakan lingkungan yang nyaman bagi anak. Selain itu, drama ini juga mengangkat beberapa permasalahan rumah tangga yang bisa dijadikan pelajaran bagi pasangan-pasangan muda.

Terakhir, Under the Queen's Umbrella yang menghadirkan kisah seorang ratu sekaligus ibu dari lima pangeran. Drama ini sangat menarik karena menunjukkan bagaimana sang ratu menerapkan pola asuh yang berbeda-beda sesuai dengan karakter anak-anaknya. 

Dari sini kita belajar bahwa tidak semua anak cocok dengan satu pola asuh yang sama. Ada anak yang cocok dengan pola asuh otoriter, dan ada juga yang benci dikekang dan diatur sehingga lebih suka dengan pola asuh yang suportif. Drama ini menjadi pengingat pentingnya memahami karakter anak. 

Drama Korea bukan hanya sebuah hiburan yang menghabiskan waktu, tetapi sumber pelajaran hidup yang berharga. Dari pengetahuan tentang bisnis, strategi berpolitik, hingga gaya parenting, setiap drama memberikan wawasan-wawasan baru yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 

Dengan plot cerita dan karakter yang beraneka ragam, drama Korea tidak hanya menghibur, tetapi juga mengubah cara pandang kita melihat dunia. Jadi, menonton drama Korea bukan sekadar buang-buang waktu, melainkan kesempatan untuk belajar dengan media yang menyenangkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun