Dalam upaya mendukung kesehatan mental siswa yang menjadi korban perundungan, Pusat Gender dan Kependudukan bekerja sama dengan Paraduta Scientia menyelenggarakan workshop bertajuk "Ifdil Perceptual Light Technique (IPLT) untuk Mereduksi Anxiety Disorder serta Meningkatkan Meaning of Life dan Psychological Well-Being Siswa Korban Perundungan".Â
Workshop ini secara khusus diselenggarakan oleh Pusat Gender dan Kependudukan (PGK) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UM Â bekerja sama dengan pihak industri Paraduta Scientia dalam melaksanakan salah satu programnya yaitu Corporate Social Responsibility (CSR) dengan kelompok sasaran guru bimbingan konseling (BK) dari berbagai sekolah di Kota Malang, dengan harapan agar mereka dapat meningkatkan keterampilan dan metode pendampingan bagi siswa yang mengalami kecemasan serta berbagai dampak psikologis akibat perundungan.
Workshop ini berlangsung selama dua hari, yaitu pada Rabu dan Kamis, 23-24 Oktober 2024, mulai pukul 08:00 hingga 15:00, bertempat di Ruang Rapat LPPM, Graha Rektorat UM Lantai 6. Workshop ini juga mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals), yaitu SDG 3 (Good Health and Well-Being), SDG 4 (Quality Education), dan SDG 17 (partnerships for the goals). Dengan fokus pada peningkatan kesejahteraan mental siswa dan pengembangan keterampilan guru, kegiatan ini sejalan dengan misi global untuk menyediakan pendidikan berkualitas dan kesehatan yang lebih baik bagi semua orang. Melalui peningkatan keterampilan guru BK, diharapkan kesejahteraan mental siswa dapat meningkat, sehingga mereka mampu mencapai potensi terbaiknya dalam lingkungan pendidikan yang mendukung.
Perundungan (bullying) masih menjadi masalah signifikan di dunia pendidikan dan memiliki dampak jangka panjang pada kesehatan mental siswa. Data menunjukkan bahwa siswa korban perundungan cenderung mengalami gangguan kecemasan, menurunnya makna hidup, serta berbagai masalah dalam perkembangan psikologis mereka. Mengatasi masalah ini tidak hanya membutuhkan perhatian dari keluarga dan teman sebaya, tetapi juga peran penting guru BK sebagai pendamping utama di sekolah.
Guru BK diharapkan memiliki kemampuan untuk mengenali dan merespons tanda-tanda gangguan psikologis pada siswa dengan tepat, serta memberikan dukungan yang sesuai untuk mengurangi dampak dari perundungan. Dalam konteks ini, teknik Ifdil Perceptual Light Technique (IPLT) menjadi solusi inovatif untuk membantu guru BK dalam menjalankan perannya. IPLT mengajarkan teknik pengolahan persepsi menggunakan stimulasi cahaya, yang bertujuan untuk membantu siswa mereduksi kecemasan serta membangun kembali makna hidup dan kesejahteraan psikologis mereka.
Workshop ini dirancang untuk memberikan pemahaman dan pelatihan langsung bagi guru BK mengenai metode IPLT. Dalam sesi pertama, para peserta diberikan pengenalan tentang dasar teori IPLT dan manfaatnya dalam mereduksi kecemasan serta meningkatkan kesejahteraan psikologis. Mereka diajak untuk memahami prinsip dasar pengolahan persepsi yang digunakan dalam teknik ini, serta bagaimana teknik ini membantu membentuk pola pikir dan emosi positif pada siswa.
Selanjutnya, para peserta mengikuti sesi praktik langsung, di mana mereka mempelajari teknik pengolahan persepsi menggunakan cahaya dalam lingkungan yang dirancang untuk mendukung relaksasi dan kedamaian. Teknik ini diharapkan dapat menjadi alat bagi guru BK dalam membantu siswa mengatasi perasaan cemas, mengendalikan respons emosional mereka, dan secara bertahap membangun pandangan hidup yang lebih sehat.
Dalam sesi diskusi kelompok yang dilakukan setelah praktik, para guru BK menyampaikan antusiasme mereka terhadap manfaat dari IPLT. Mereka mengakui pentingnya keterampilan tambahan dalam menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi siswa di sekolah, terutama bagi mereka yang menjadi korban perundungan.
Salah satu peserta workshop, Ibu Meyti seorang guru BK MAN 2 Kota Malang, mengatakan, "IPLT ini benar-benar memberikan wawasan baru bagi kami dalam menangani masalah psikologis siswa. Dengan teknik ini, kami memiliki pendekatan yang berbeda dan dapat membantu siswa lebih fokus dalam mengatasi perasaan cemas yang mereka alami."
Dengan kegiatan workshop ini, diharapkan guru BK dapat memberikan dukungan yang lebih efektif kepada siswa korban perundungan. Kesehatan mental siswa yang baik akan berpengaruh langsung pada lingkungan belajar yang lebih positif dan kondusif, serta mampu menumbuhkan generasi muda yang kuat, resilien, dan berdaya.
Workshop IPLT ini merupakan salah satu langkah penting dalam membangun ekosistem pendidikan yang peduli terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan psikologis siswa. Dengan keterampilan yang telah mereka peroleh, guru BK diharapkan dapat menjadi garda depan dalam mendukung kesehatan mental siswa, menciptakan lingkungan sekolah yang lebih aman, dan memastikan bahwa setiap siswa memiliki kesempatan untuk tumbuh dalam kondisi psikologis yang optimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H