Tentu saja ada berbagai jajanan yang tersedia di sana dengan harga terjangkau. Ada pop mie, mie goreng, nasi bakar, es jeruk, dan lainnya. Saya membeli gorengan dan sosis serta bakso tusuk dengan es teh sebagai pelengkap. Fasilitas di sana pun cukup lengkap dan memadai, ada toilet umum, tempat wudhu dan mushola untuk melaksanakan ibadah shalat bagi yang beragama Islam. Tersedia juga penyewaan tikar yang muat untuk lima orang dengan harga Rp. 5.000 untuk duduk lesehan di tanah. Harum jagung bakar membuatku tidak bisa menahan untuk membelinya.
“Hampir setiap hari ada live music dari grup lokal disini mbak, di warung saya juga ada tikar dan jagung bakar yang cocok untuk menonto live music Mbak.” Ucap Ibu Ani, salah satu pedagang di sana dengan kemampuan marketingnya.
Meskipun aku tidak tahu menahu tentang group music apa yang sedang tampil, tapi lagu yang mereka bawakan merupakan lagu hits dari Doremi yang berjudul Melukis Senja. Sangat cocok untuk didengarkan dengan pemandangan malam yang indah. Sangat seru karena kita semua bisa ikut bernyanyi.
Berada di puncak pegunungan membuat angin tertiup kencang, alangkah baiknya teman teman yang akan ke Puncak Sosok memakai pakaian tebal atau jaket agar tidak masuk angin.
Cukup dengan biaya masuk Rp. 3.000, saya sudah bisa healing menghirup udara segar dan melupakan sejenak tugas yang menumpuk. Sudah bisa meredakan suntuk, ramah di kantong pula, sangat cocok untuk kaum mahasiswa bukan?
Bagaimana teman teman? Tertarik untuk menikmati matahari terbenam di Puncak Sosok?
