Mohon tunggu...
Zul Hendri Nov
Zul Hendri Nov Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

saya sangat ingin menjadi make of change untuk indonesia, melakukan perubahan untuk keluarga,agama dan bangsa indonesia menjadi jeuh lebih baik karena itu doa saya :D

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Membawa Harapan Kosong

5 Juni 2013   11:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:30 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ketika banyak orang berbondong-bondong datang untuk menjadi sang pahlawan,diantara banyaknya sebuah persoalan hidup dan kemanusiaan, mereka datang seolah membawa janji dan bukti ketika mereka memperjual belikan kata kemaslahatan umat dan bangsa dan mereka menjual ayat-ayat, setelah itu mereka renggut hak-hak yang targadaikan, mereka datang dengan segelintir angan dan harapan bak pecundang berwajah pahlawan, menyentuh hati orang-orang tersebut dengan menggadaikan kebaikan lalu mereka tebus ketika rakyat tersebut telah memberikan mereka kesempatan untuk memimpin, begitu malang nasib mereka, hanya melalui sajak dan kata kata yang penuh keputus asaan mereka datang dan meminta hak mereka, sekali lagi sayang hanya kehampaan yang didapat didalam mereka menaruh harapan, mungkin hanya kematian yang akan mengahiri penderitaan mereka, tak ada lagi harap yang mampu mereka dapatkan, didalam indahnya kehidupan diatas dunia yang kaya akan semakin kaya, dan yang miskin akan mati dengan kehidupan mereka yang lesu sesungguhnya kebenaran ralatif itu telah dimanipulasi oleh kaum-kaum yang memangku kepentingan didalam benak mereka, mereka bernyanyi dengan nada normatif dan nada-nada diplomasi namun mereka mengabaikan realita yang ada, benar-benar lucu negeri ini, ketika sang penolong dan yang akan menolong sudah sama-sama berada di ujung tebing kebiadaban, menjilati darah daging mereka dan mengaung didalam bisunya rakyat mereka yang tertindas oleh gaya dan perilaku mereka, tatkala jika ingin disandingkan untuk kami siapa yang akan kami lawan dari negara ini, mungkin saja para penjajah yang merenggut hasil bumi kami, namun jikalau bangsa sendiri yang telah menjajah rakyatnya maka bersiaplah untuk kami akan melawan bak kami menghancurkan para penjajah, maka seperti itu pula lah kami akan membinasakan orang-orang yang menjajah bangsa meski ia adalah tumpah darah dari bangsa kami sendiri, meski nyanyian kami tak semerdu nyanyian kalian yang memiliki intelektual tinggi, namun kami yakin nyanyian kami lebih halus melewati bilik-bilik hati kami, penulis by : zul hendri nov

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun