Mohon tunggu...
zul azmi
zul azmi Mohon Tunggu... Guru - Pencari Hikmah

Pembelajar Abadi

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

BELAJAR DARI BINATANG

11 Mei 2020   14:09 Diperbarui: 11 Mei 2020   22:45 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Sontak rencana pemerintah ini dinilai tidak konsisten atau dalam istilah minang angek angek cik ayam. Awalnya pemerintah semangat dan keras menerapkan PSBB namun tiba tiba mau melonggarkan aturan yg sudah dibuatnya.lagi lagi masyarakat menilai pemerintah gegabah dan angek angek cik ayam.

Keberatan juga datang dari beberapa kepala daerah yang tidak setuju dengan relaksasi yang belum saatnya dilakukan.Tambah lagi satu sisi pemerintah melarang mudik tapi sisi lain masyarakat mengkritik kebijakan pemerintah yang tetap membiarkan TKA asing terutama TKA China ke Indonesia. Inilah lah yang disebut dengan angek angek cik ayam.

Meskipun pemerintah beralasan bahwa relaksasi dilakukan untuk menghindari dampak ekonomi.Namun alasan itu belum bisa diterima masyarakat pada saat orang yg terpapar positif korona masih terus meningkat.
Akhirnya masyarakat mulai curiga dibelakang kebijakan pemerintah ini.

Ternyata apapun program,peraturan harus diterapkan dengan konsisten dan kontinyu.Jika aturan dan program dilakukan dengan angek angek cik ayam maka akan menimbulkan  problem baru.Untuk itu sikap angek angek cik ayam sangat merugikan individu,masyarakat dan bangsa.

Islam sangat peduli dalam hal konsistensi dalam setiap program,penegakan aturan.Dalam sebuah hadis Nabi Muhammad saw mengatakan " amal yang paling dicintai Allah ialah yang terus menerus meskipun  kecil dan sedikit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun