Mohon tunggu...
Syaifudin Zuhri
Syaifudin Zuhri Mohon Tunggu... karyawan swasta -

menjadi manusia yang berguna meski hanya untuk seekor semut.\r\ntwitter : @zuhryta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Dimana jalan menuju pemandian Manjab?"

16 Januari 2012   00:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:50 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Itulah ucapan dari seorang lelaki di suatu negeri di timur tengah ketika dia mengalami sakaratul maut, padahal dia sudah dituntun untuk mengatakan kalimat "Laailaaha illa Allah".
Kenapa dia mengatakan ucapan seperti itu?
Ada kisahnya.
Di sebuah rumah yang pintunya menyerupai pintu suatu pemandian di daerah tersebut yang disebut pemandian manjab, berdirilah seorang lelaki didepan pintu tersebut. Kemudian lewat di depan rumah lelaki tersebut seorang wanita cantik dan bertanya ke lelaki ini " dimana jalan ke pemandian manjab?", lelaki yang telah terpanah akan kecantikan wanita tersebut kemudian dengan senangnya menjawab " di sinilah pemandian manjab ", tentu saja lelaki ini telah berbohong demi mendapatkan wanita cantik itu untuk bisa memenuhi keinginannya. Wanita itu kemudian masuk rumah lelaki ini sampai ke bagian belakang rumah.
Sang wanita ini sadar telah ditipu, tapi dia tidak menunjukkan kekesalannya melainkan berpura - pura senang.  Kepada lelaki tersebut wanita ini mengatakan " sebelum kita bersenang senang, sebaiknya engkau persiapkan apa apa yang membuat kesenangan kita akan bertambah ", maka lelaki ini dengan semangatnya mengatakan " baiklah, saya akan pergi sebentar menyiapkan apa yang kamu inginkan ". Lelaki inipun pergi meninggalkan wanita itu sendiri di rumahnya dalam keadaan lupa tidak mengunci pintu. Begitu dia kembali ke rumahnya, dia sudah tidak mendapatkan wanita pujaannya itu. Terpukul dan sangat menyesalah lelaki ini akibat kepergian wanita itu. Lelaki ini kemudian menjalani hidupnya dengan ketidak bisaannya melepas dari pikirannya akan wanita itu. Wanita itu telah membuat dirinya tersiksa akan perasannya sendiri. Di jalanan, dilorong gang gang, di setiap tempat dia mencari wanita itu sambil mengucapkan bait - bait syair " ya tuhanku, suatu hari, di kala sudah lelah dia bertanya , dimana jalan ke pemandian manjab?".
Suatu saat , diwaktu dia mengucapkan itu, seorang wanita dari jendela pintu rumahnya berkomentar " mengapa disaat kamu sudah mendapatkannya , kamu tidak menutup rumah itu atau mengunci pintu?". Mendengar ejekan itu, lelaki ini pun makin frustasi dan tersiksa. Begitulah kondisinya sampai akhir hidupnya. Dan kalimat "dimana jalan ke pemandian manjab?" menjadi kalimat terakhir saat malaikat maut menjemputnya .waliyaudzubillah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun