Kata diatas kerap disama artikan dengan kata ikhlas, menerima apapun yang terjadi dan merasa tidak dirugikan atau tidak ada pengaruhnya.
Sebuah ketulusan yang kita berikan kepada orang lain tak selamanya berbalas sama dengan apa yang kita berikan, terkadang justru malah menjadi kebalikannya yang pepatah sering mengucapkan "air susu dibalas dengan air tuba". Kenapa itu bisa terjadi ? Karena hati orang berbeda-beda.
Contoh, kita  (laki-laki) memberi kue kepada teman perempuan kita, terkadang disalah artikan. Diantaranya :
1. Dia (perempuan) menganggap, kita suka pada dia
2. Dia menganggap, kalo kita memberi pasti ada maunya
3. Dia menganggap, kalo kita lagi banyak uang
4. Teman kita yang lihat, menganggap kalo kita lagi jadian
5. Guru kita yang lihat, menganggap kalo kita pacaran
Ya begitulah, setiap kepala mempunyai otak yang berbeda-beda dan setiap orang mempunyai anggapan yang beda-beda pula. Oleh karena itu, ketika kita melakukan suatu hal yang baik, baik itu diketahui orang maupun tidak. Kita harus mempunyai pikiran atau anggapan pasti ada yang suka dan ada yang tidak suka.
Karena itu kita harus siap (menerima), apabila ada yang tidak suka dengan apa yang kita perbuat meskipun itu menurut kita baik, belum tentu menurut orang lain juga baik.
So, jangan takut akan cemoohan orang lain, mungkin mereka iri dengan hal baik yang kita buat. Jadikan sebuah bully-an sebagai pelecut semangat untuk kita lebih maju dan tunjukkan kepada mereka bahwa berjuang pasti ada rintangan, disetiap jalan kebaikan pasti ada reruntuhan keburukan yang menghadang, dan semakin tinggi pohon kelapa dipesisir pantai, maka akan semakin kencang angin laut yang menerjang.
"selembar kanvas putih akan merindukan titik tinta untuk menjadikannya berarti, begitupun setiap kebaikan pasti ada keburukan untuk melengkapinya"
"Senyumin aja, dan jangan lupa bahagia :)"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H