Mohon tunggu...
Pelangi Senja
Pelangi Senja Mohon Tunggu... -

Seorang ibu yang sedang berjuang demi kesejahteraan anaknya, memilih profesi sebagai BMI di negeri beton.

Selanjutnya

Tutup

Drama

" hanya siti (2)"

22 Oktober 2011   13:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:38 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"baguslah kalau begitu."


tiralia itulah nama indah bayi mungilku,hmmmm di rumah sendiri,semoga mas yusi bisa berubah dan menyayangi putrinya.

Do'a dalam sujud malamku terkabul juga,alhamdulillah mas yusi mau bekerja,semoga ini awal yg indah,walau sangat sederhana tapi bahagia,impian setiap wanita.


ternyata harapan tinggalah harapan,tak seperakpun mas yusi memberiku uang belanja,hasil kerjanya hanya untuk bayar cicilan bank org tuanya.

Untunglah bunda masih mengirim kebutuhan kebutuhan sehari hariku,tapi akan sampai kapan? Gumamku dalam gelisah.


2 tahun telah berlalu,lia sudah besar dan lepas ASI. Mas yusi dan mertuaku memintaku untuk merantau ke jakarta,adik adik mas yusi masih kecil kecil masih butuh banyak biaya,gubug kami juga telah banyak berlubang,dengan berat hati aku turutu kemauan mas yusi,aku ke jakarta kerja jadi beby sitters,ya Tuhan aku titip kan lia putriku padaMU,jaga dan lindungilah putriku ya Alloh.


Setelah pendidikan di sebuah yayasan ahirnya aku kerja,setiap bulan mas yusi datang ketempat kerja.aku serahkan semua gajiku untuk lia putriku dan keluarga di kampung,

rasa kangen dan rindu akan putriku tak tertahankan lagi.aku pulang untuk lebaran bersama putriku.

"mamah gak sayang lia ya?"mamah jahat,".

"mamah kerja buat beli susu lia sayang,mamah sayang lia,mamah lakukan ini demi lia?"

"lia pengin sepeda"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun