Mohon tunggu...
Zuhra Zahratul
Zuhra Zahratul Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang Mahasiswi Psikologi Universitas Malikussaleh yang saat ini sedang duduk di semester 5 bangku perkuliahan. Tertarik untuk menekuni psikologi di bidang sosial dan kelak menjadi pakar di bidang tersebut.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Loneliness Epidemic dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Mental Youth Generasi

25 Oktober 2024   18:50 Diperbarui: 25 Oktober 2024   18:58 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di tengah era digital yang semakin maju, ironi besar terjadi ketika generasi muda, yang dikenal paling "terhubung" melalui media sosial, justru menghadapi loneliness epidemic, atau epidemi kesepian. Fenomena ini merujuk pada peningkatan tajam dalam perasaan terisolasi dan kesepian di kalangan anak muda, meskipun mereka secara teknis memiliki akses ke berbagai platform untuk berinteraksi. Lalu, apa yang membuat generasi muda lebih rentan terhadap kesepian, dan bagaimana dampaknya terhadap kesehatan mental mereka?

Kesepian di era digital muncul sebagai hasil dari hubungan sosial yang dangkal dan interaksi yang sering kali berbasis pencitraan. Media sosial, yang awalnya dirancang untuk mempererat hubungan, kini justru mendorong perbandingan sosial yang intens dan menciptakan ekspektasi hidup yang tidak realistis. Banyak anak muda merasa harus mencapai standar tertentu agar diterima, yang pada akhirnya membuat mereka semakin merasa terasing saat kenyataan tak seindah dunia maya.

Studi menunjukkan bahwa kesepian berkepanjangan di kalangan anak muda memiliki dampak langsung terhadap kesehatan mental mereka. Rasa isolasi yang terus-menerus memicu tingkat kecemasan, depresi, dan dalam beberapa kasus, ide bunuh diri. Selain itu, generasi muda yang merasa kesepian cenderung menunjukkan penurunan kepercayaan diri dan mengembangkan pandangan pesimis terhadap masa depan mereka. Dampak ini semakin diperparah dengan kurangnya dukungan sosial yang mendalam dan autentik.

Salah satu solusi yang perlu diperhatikan adalah pendekatan psikologi sosial dalam intervensi kesehatan mental. Membangun support group yang autentik, memperkenalkan komunitas yang positif, serta membimbing generasi muda untuk memiliki digital literacy yang sehat adalah langkah penting untuk mengurangi kesepian. Penerapan keterampilan untuk menjalin hubungan yang lebih dalam dan bermakna, baik dalam interaksi langsung maupun daring, dapat menjadi penangkal untuk fenomena ini.

Fenomena loneliness epidemic pada generasi muda bukanlah hal sepele. Jika diabaikan, ini dapat berkembang menjadi krisis kesehatan mental global. Maka, kolaborasi antara keluarga, institusi pendidikan, dan komunitas menjadi sangat krusial dalam menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan mental generasi muda di era yang serba digital ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun