Mohon tunggu...
Zuhratun Nisak
Zuhratun Nisak Mohon Tunggu... Editor - MAHASISWA

bermanfaat untuk orang lain

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Dua Tradisi yang Melekat di Lamongan Selatan pada Saat Ramadan Telah Tiba

9 Mei 2020   06:17 Diperbarui: 9 Mei 2020   06:23 3028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                          

Di desa saya tepatnya desa Wonorejo kecamatan Sambeng kabupaten Lamongan, yang biasa dijuluki Lamongan selatan, terdapat dua tradisi yang khas saat ramadhan  tiba. Tradisi tersebut adalah megengan dan cinjo.

Megengan merupakan salah satu tradisi penyambutan datangnya bulan suci ramadhan yang ada di desa saya. megengan ini diadakan setiap setahun sekali  setelah pengumuman sidang isbad, yaitu sidang yang dilakukan oleh kementrian agama untuk menentukan ada atau tidak adanya hilal, yang dilakukan oleh kementrian agama jelang Ramadan tiba.

Biasanya megengan ini disertai dengan ziarah ke makam saudara dan sebelum itu pasti diadakan kerjabakti  membersikan makam yang dilakukan pagi hari dan sore hari setelah ashar baru melaksanakan ziarah makam.

Megengan ini sendiri dilaksanakan setelah shalat magrib dan sebelum tiba shalat tarawih. Tradisi ini sudah ada sejak jaman nenek moyang kami, megengan ini adalah suatu tradisi yang mengundang para tetangga untuk berdoa'a bersama dirumah dan bergantian, misalnya saya datang kerumah tetangga saya untuk untuk berdo'a bersama dan begitu pula sebaliknya dengan tetangga saya juga datang kerumah saya untuk berdoa'a bersama, jadi megengan ini dilaksanakan seluruh warga desa tetapi dilaksanakan per tetangga dekat saja, biasanya dalam satu rumpun ada delapan orang.

Lalu dalam tradisi ini memiliki khas yaitu dengan adanya berkat atau berkatan yang didalamnya ada nasi, lauk, dan jajan-jajan toko yang ditaruh dalam wada, biasanya wadah tersebut  menggunakan bak dan dibungkus plastic kresek.

Tradisi ini yaitu mendatangkan para tetangga untuk mendoakan para leluhur yang terdahulu, dengan adanya megengan ini menjadikan kerukunan terhadap tetangga tetap terjaga selain itu juga dapat menjadikan kita tetap teringat dengan para leluhur yang sudah mendahului dengan mengirim do'a dan juga kita sudah dapat bersedekah dengan memberikan berkatan kepada para tetangga.

dok. pribadi
dok. pribadi
Selain tradisi megengan di desa saya pad saat ramadha tiba ada juga tradisi cinjo yaitu tradisi yang biasa dilakukan kepada saudara kita yang lebih tua. Cinjo ini adalah memberikan bahan pokok makanan atau bahan makanan yang sudah dimasak matang kemudian diberikan kepada para sudara kita yang lebih tua, cinjo yang menggunakan bahan makanan mentah biasanya terdiri dari beras, gula, ikan, dan minyak goreng.

Ssedangkan cinjo dengan bahan makanan yang sudah matang biasanya dengan memberikan serantang yang berisi nasi dan lauknya, ciri khas lauknya disini yaitu menggunakan sayur lodeh dengan ikan yang berukuran besar.

Bahan- bahan makanan tersebut kemudian diantar kedapa saudara yang lebuh tua, tradiei ini sudah berjalan sejak dulu. Namun dulu cinjo dilaksanakan setiap ada tradisi selain dibulan ramadhan  seperti pada saat sedekah bumi, kleman,dan nyadran .

Dan sekarang cinjo hanya dilaksanakan saat ramadhan, biasanya saat kita memberikan cinjo kepada saudara kita yang lebih tua kita akan diberikan sesuatu yang bermanfaat seperti mie, sabun mandi, dan sabun cuci. Bahkan terkadang uang juga menjadi salah satu yang diberikan kepada kita sebagai tanda ucapan terima kasih.

Namun sebelumnya kita yang memberikan cinjo itu sudah dipesen sama orang tua kita kalau mau dikasih apapun itu baiknya jangan diterima karena dengan terimanya cinjo kita itu sudah harus bersyukur dan jangan mengharap imbalan dari apa yang sudah kita berikan kepada saudara kita. Dengan cinjo ini kita dapat mempererat tali pesaudaraan antar keluarga karena cinjo ini tidak diberikan kepada yang saudara yang dekat saja.

Aturan dari cinjo sendiri adalah diberikan kepada saudara nenek kita yang tertua dan jika nenek kita merupakan salah saudara yang ter tua brati tidak usah melaksanakan tradisi cinjo melainkan menerima pemberian cinjo dari saudaranya yang lebih muda, jadi yang dicinjo ini urutanya dari atas terlebih dulu.

Jika saudara nenek yang paling tertua sudah meninggal maka kita tidak usah cinjo kepada keluarga yang bersangkutan berarti kita memberikan cinjo itu kepada saudara dari ibu atau bapak kita yaitu paman, atau bibi kita. Dan begitupun seterusnya, selain itu cinjo ini akan bernilai sedekah juga kepada sesama sudara. KeduaTradisi ini  selalu dilaksanakan di desa saya dan tidak tertinggal jika ramadhan telah tiba sampai sekarang ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun