Mohon tunggu...
Zuhratul Hayati
Zuhratul Hayati Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

untuk publish tugas mata kuliah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perbedaan Perlakuan antara Hamas dan Israel terhadap Tawanan Dibalik Momen Gencatan Senjata

14 Desember 2023   11:12 Diperbarui: 14 Desember 2023   11:12 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

hidayatullah.com  dan sahabat al aqsha
hidayatullah.com  dan sahabat al aqsha
  • APA ITU GENCATAN SENJATA

Gencatan senjata merupakan penghentian perang atau konflik bersenjata apapun untuk sementara dimana kedua belah pihak yang terlibat menyetujui untuk menghentikan Tindakan agresif masing-masing.

(sumber:https://id.m.wikipedia.org/wiki/Gencatan_senjata#:~:text=Gencatan%20senjata%20adalah%20penghentian%20perang,menghentikan%20tindakan%20agresif%20masing%2Dmasing)

Pada 7 oktober 2023 pemerintah Qatar menghubungi Gedung Putih dengan permintaan membentuk tim kecil penasehat untuk membantu upaya pembebasan tawanan, Hal tersebut dimulai setelah beberapa hari para tawanan di culik. Dan akhirnya diumumkan kesepakatan “pertukaran tahanan” yang di mediasi oleh Qatar dan Mesir yang disetujui oleh Israel,Hamas dan Amerika Serikat.

Upaya rahasia tersebut termasuk keterlibatan diplomatik pribadi yang tegang oleh presiden Amerika Serikat Joe Biden, yang mengadakan sejumlah pembicaraan mendesak dengan Emir Qatar dan perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada minggu-minggu menjelang perjanjian tersebut.

Hal tersebut melibatkan negosiasi yang melelahkan selama berjam-jam termasuk antara lain Menteri Luar Negeri Antony Blinken, Direktur CIA Bill Burns, penasehat keamanan Nasional Jake Sullivan dan wakilnya Jon Finer, dan utusan Amerika Serikat untuk Timur Tengah Brett McGurk.

Biden mendapatkan suatu gambaran awal tentang korban yang dialami para korban tentang serangan Hamas Ketika ia mengadakan pertemuan dengan emosional dan Panjang yang terjadi pada tanggal 13 oktober dengan keluarga negaraan Amerika Serikat yang ditawan atau belum ditemukan.

Setelah beberapa hari akhirnya Biden melakukan perjalanan ke Tel Aviv untuk melakukan pembicaraan pada tanggal 18 oktober dengan Netanyahu dan itu menjadi fokus utama pembebasan tawanan atau sandera. Setelah 5 hari kemudian pada tanggal 23 oktober berangsur-angsur terjadinya pertukaran para tawanan dan diselingi dengan gencatan senjata.

(sumber: https://dunia.tempo.co/read/1800124/begini-rumitnya-negosiasi-rahasia-kesepakatan-pertukaran-tahanan-israel-palestina)


Berkaitan dengan kesepakatan dalam gencatan senjata antara Hamas dan Israel, ternyata terdapat perbedaan perlakuan Hamas dan Israel kepada tawanan perang. Adapun tahanan yang pernah ditawan oleh kedua pihak membeberkan kisah yang mereka alami dengan sangat mengharukan.

Masing-masing dari mereka menceritakan bagaimana perlakuan yang mereka dapatkan Ketika menjadi tawanan. Adapun perbedaan antara Hamas dan Israel dalam memperlakukan tawanan perang yang dilansir dari berbagai sumber.

Hal itu terlihat pada Hamas yang tidak membuat tawanan yang ditangkapnya terluka. Sedangkan Israel banyak menyiksa tawanannya sehingga banyak yang terluka bahkan ada yang meninggal karena diperlakukan secara tidak manusiawi.

Dapat kita lihat dan dengarkan 2 contoh tawanan dari masing-masing pihak yang telah dibebaskan pada momen gencatan senjata oleh Hamas dan Israel yakni Maya Regev (asal Israel) dan Israa Jaabis (asal Palestina).   

  • Sosok Maya Regev

        Adapun sosok Wanita berusia 21 tahun yang Bernama Maya Regev ini menjadi viral setelah salah satu warga net membagikan video momen pembebasan Maya oleh pasukan Hamas, diakun media sosial @tanyakanrl, pada Minggu (26/11/2023). Pasalnya Wanita Israel tawanan Hamas ini kedapatan mengucapkan Syukron (Terimakasih) kepada pasukan Hamas saat Ia menjadi salah satu dari 58 tawanan yang dibebaskan dalam momen gencatan senjata.

Sejumlah Warganet menilai bahwa Maya terharu setelah dibebaskan oleh pasukan Hamas karena pasukan Hamas memperlakukan Maya dengan baik. Meskipun mengalami luka-luka, Maya berhasil bertahan hidup sekitar 50 hari dalam tawanan Hamas sebelum akhirnya dibebaskan oleh pasukan Hamas.

Pada Sabtu, (25/11/2023) empat pejuang Hamas mengawal Langkah Maya menuju kendaraan yang akan membawanya keluar dari Gaza, Palestina. Akhirnya Maya dapat berkumpul Kembali dengan keluarganya. Namun adiknya, Itay yang berusia 18 tahun  saat ini masih ditahan oleh Hamas.

(sumber:https://amp.suara.com/lifestyle/2023/11/29/080457/sosok-maya-sandera-hamas-bikin-heran-wanita-israel-ucapkan-syukron-usai-ditawan)

  • Sosok Israa Jaabis

        Dan Adapun sosok Wanita asal palestina yang menjadi tawanan pasukan Israel yang Bernama Israa Jaabis juga menjadi sorotan karena ia telah menjadi tawanan Israel selama 8 tahun sejak dia ditangkap akibat dugaan terorisme di Yerussalem pada tahun 2015.

Israa Jaabis ditangkap dan dihukum penjara oleh pasukan Israel pada 10 oktober 2015 dengan tuduhan pengumpulan bom Ketika mobilnya mengalami kecelakaan di Al-Quds,kecelakaan tersebut terjadi disebuah pos pemeriksaan di jalan raya yang menghubungkan Ma’ale adumim ke Yerussalem.

Polisi kemudian mendeteksi kendaraan mencurigakan yang dikendarai oleh Israa Jaabis mendekati pos pemeriksaan dalam rute menuju Yerussalem dan memberi isyarat agar dia berhenti. Israa Jaabis berseru “Allahu akbar”(Allah Maha Besar), dan kemudian kendaraannya meledak.

Pihak berwenang Palestina membantah bahwa Israa Jaabis mencoba melakukan pengeboman, sebab hari itu Israa dalam perjalanan Kembali dari tempat keluarganya di Jericho menuju tempat tinggal barunya di Jabal Al-Mukabber,AL-Quds. Namun, Israel tetap memvonis bahwa kecelakaan itu termasuk Tindakan pengeboman.

Kecelakaan tersebut menyebabkan luka bakar di wajah Israa Jaabis,kondisi wajahnya yang semula cantik menjadi sangat buruk dan sulit dikenali. Israa adalah seorang ibu dari seorang anak yang berusia 8 tahun, sejak di penjara selama 2 tahun Israa belum mendapatkan pengobatan yang memadai.

Sehingga pihak keluarga Israa berulang kali meminta kepada pihak Israel untuk mengizinkannya menjalankan perawatan akibat luka bakar yang dideritanya. Namun,pihak Israel mengabaikan permintaan tersebut. Kesengajaan Israel untuk membiarkan Israa menderita rasa sakit tampaknya menjadi upaya penyiksaan bagi tentara Israel terhadap Israa. Israel dengan sengaja mengabaikan hak asasi Israa sebagai manusia dan membiarkan kondisinya terus memburuk.

Israa termasuk dari 39 orang tahanan palestina yang dibebaskan juga pada Sabtu, (25/11/2023), pembebasan Israa merupakan bagian dari kesepakatan gencatan senjata di Gaza antara Hamas dan Israel. Gencatan senjata ini memberi ruang bagi bantuan kemanusiaan untuk masuk ke Gaza yang hancur diserang Israel.

Pada akhirnya Israa Jaabis dapat berkumpul Kembali dengan keluarganya, Israa merasa Bahagia namun ia mengatakan “ saya malu untuk membicarakan kegembiraan Ketika seluruh Palestina terluka,mereka harus membebaskan semua orang.”ungkap Israa usai tiba di rumahnya. Israa terlihat memeluk anaknya yang berusia 13 tahun.

Rakyat Palestina pun merayakan kebebasan Israa dan beberapa tahanan lainnya, mereka meneriakkan slogan-slogan yang memuji Hamas atas perannya dalam perjanjian tersebut.

(sumber: https://news.detik.com/internasional/d-7057447/momen-haru-israa-jaabis-peluk-keluarga-usai-ditahan-israel-sejak-2015/amp)


Begitulah perbedaan yang dapat diketahui dari 2 sosok tahanan dan masih banyak kisah-kisah tawanan lainnya yang bisa ditemui dalam berita-berita yang telah dilansir  tentang perbedaan antara Israel dan Hamas dalam memperlakuan Tawanan perannya yang amat sangat berbeda, Hamas tidak ada melakukan penyiksaan dan masih memperlakukan tawanan dengan baik layaknya manusia, sedangkan Israel memperlakukan tawanannya dengan sangat buruk, menyiksa hingga mendapatkan luka lebam bahkan ada yang meninggal dikarenakan perlakukan  yang tidak manusiawi.


Artikel ini disusun oleh Adelia Sinulingga, Zuhratul Hayati dan Faiza Hana Syiva. Dan disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Penulisan Karya Ilmiah dengan dosen pengampu Ibu Nur Fitriyana M.Psi.,Psikolog.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun