Mohon tunggu...
Zuhdi Triyanto
Zuhdi Triyanto Mohon Tunggu... Operator - Tenaga Administrasi

Suka kopi apa saja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tukar Menukar Kasus

21 Januari 2025   10:00 Diperbarui: 21 Januari 2025   10:00 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI (SUMBER: CHATGPT)

Masyarakat desa Sujawi kembali dihebohkan dengan kabar burung. Mula-mula kabar itu terdengar dari warung kopi dideket balai desa. Naryoto penjual kopi itu memulai membubui kabar burung itu setelah ia tidak sengaja bertemu dengan sekdes, Pak Karmat.

''Ini info A1 lho kang, kemarin Pak Karmat sempet bisik-bisik padaku kemarin" ujar naryoto kepada para pembelinya.

Entah benar atau tidak, ketika cerita ini kembali ditulis, Kepala Desa Sujawi yang terkenal tampan itu memang beberapa kali terlihat ngobrol dengan Mbak sutini, janda kembang yang baru saja menyelesaikan masa idahnya.

"Kan mereka berdua itu sama --sama tidak punya pasangan, kang. Jadi sudah sewajarnya kalau saling mencari pasangan yang baru, iya kan kang karmin" salah satu pelanggan warung naryoto itu Nampak mencoba mewajarkan kabar yang terdengar

Karmin yang dari tadi Cuma diam tiba-tiba kaget setelah namanya disebut. Sebelum ia menjawab, diserutuplah kopi hitam yang sudah dihidangkan naryoto.

"Heleh, kang Naryoto ini memang pinter membuat cerita, seperti emak-emak, cerita biasa jadi seolah luar biasa"

jawaban bijak dari Karmin itu langsung membuat Naryoto menghentikan pekerjaanya. Warungnya memang masih sepi, hanya ada empat bapak-bapak yang ngopi setelah mereka bekerja di sawah bengkok Pak Kades. Maka bergabunglah ia dengan lingkaran bapak-bapak itu

"tapi kita ini seharusnya kaget lah, wong mendiang suami mbak sutini itu kan dulu teman dekatnya Pak Kades, kalau mau nyari suami lagi, mbok yao mbak sutini ini nyari yang lain, kan di desa sujawi ini pria tampan itu banyak, iya kan kang"

Namun, kabar burung itu sebenarnya sengaja diciptakan.

Pak Kades dan Mbak Sutini sering bertemu, bukan untuk urusan asmara, melainkan untuk menjalankan strategi. Pak Kades tahu ada isu besar yang harus ia tutupi: penyalahgunaan dana desa olehnya. Ia paham betul, gosip jauh lebih menarik perhatian masyarakat ketimbang transparansi anggaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun