Mohon tunggu...
Zuhdi Triyanto
Zuhdi Triyanto Mohon Tunggu... Operator - Tenaga Administrasi

Suka kopi apa saja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mbok Mar Penjual Daun Pisang

15 Desember 2024   08:01 Diperbarui: 15 Desember 2024   09:02 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat malam tiba, setelah menyelesaikan pekerjaannya, Mbok Mar duduk di beranda rumah. Hujan masih turun, menyisakan aroma tanah basah. Ia menatap gelap, memikirkan cucu-cucunya yang kini jarang bermain di halaman. Semua sibuk dengan gawai masing-masing. Dunia mereka berbeda dengan dunia Mbok Mar dulu.

Mbok Mar menarik napas panjang, lalu berbisik, seolah berbicara pada dirinya sendiri, "Zaman boleh berubah. Tapi syukur nggak boleh hilang. Daun ini kecil, tapi besar artinya kalau dimanfaatkan. Hidup itu ya seperti daun, kalau cuma dibiarkan jatuh ke tanah, hilang sia-sia."

Malam itu, dalam heningnya, Mbok Mar merasa puas. Meski dunia terus berubah, ia percaya nilai-nilai yang ia pegang teguh akan selalu memiliki tempat, setidaknya di hati orang-orang yang melihatnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun