PR bagi generasi lama adalah hal yang wajar diketahui oleh orang tua, bahkan pemberian PR kepada siswa justru digunakan sebagaian orang tua siswa untuk membersamai anaknya dalam belajar. Namun bagi orang tua yang sibuk dengan urusan rumah tangga hal itu sudah pasti menjadi pekerjaan yang membuat kepala tambah pusing.Â
Maka banyak orang tua yang memanggil Guru les untuk membantu anaknya belajar serta yang paling penting untuk mengerjakan PR yang dibawa anaknya dari sekolah. Untuk alasan kedua ini pasti sudah tidak selaras dengan tujuan  yang disampaikan oleh Wali Kota surabaya, bukan menguatkan karakter anakknya, tapi lebih memberikan kebebasan bermain.Â
Dulu pada jaman saya sekolah, mengerjakan PR memang jarang didampingi orang tua, karena kedua orang tua hanya lulusan SD. Untung ada saudara kandung yang mau mengajari meskipun susah dicerna eheh, apalagi ketemu pelajaran hitung - hitungan. DuhÂ
Saya jadi ingat beberapa bulan yang lalu saya mencoba membaca dan mengerjakan PR anak SD, ternyata susah, apalagi orang tua yang tidak punya latar belakang pendidikan. Â Gimana setuju PR dihapuskan? lalu kapan orang tua menemani anak membaca buku?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H