Buya Hamka juga menggarisbawahi bagaimana konflik antara tradisi dan modernitas dapat menciptakan ketegangan yang berdampak pada kehidupan individu. Hamka menunjukkan bahwa perubahan sosial adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari, dan bahwa masyarakat harus belajar untuk beradaptasi dengan perubahan tersebut tanpa kehilangan nilai-nilai positif yang telah ada.
Dengan cara ini, Tenggelamnya Kapal Van der Wijck lebih dari sekadar sebuah cerita cinta tragis. Ia menjadi cermin bagi masyarakat untuk melihat diri mereka sendiri, mengevaluasi kembali nilai-nilai dan norma-norma yang selama ini dianggap mutlak, dan untuk mempertimbangkan apakah nilai-nilai tersebut masih sesuai dan adil dalam konteks zaman yang terus berubah.