Mohon tunggu...
zuhdi ilham nadjir
zuhdi ilham nadjir Mohon Tunggu... Penulis - buruh tulis

cuman buruh tulis yang hoby filsafat dan sastra.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Merdeka dari Ekspektasi

7 April 2024   03:52 Diperbarui: 8 April 2024   17:21 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Art: Photograph by Ren Groebli

Dalam kehidupan kita, seringkali kita merasa terdorong untuk menjelaskan atau mempertanggungjawabkan setiap tindakan kita kepada orang lain. Namun, pertanyaannya adalah, apakah kita benar-benar berhutang penjelasan kepada mereka? Permintaan untuk hanya melakukan hal yang orang lain pahami seringkali merupakan upaya untuk mengatur kita, mengurangi kebebasan dan keberanian kita untuk menjadi diri sendiri.

Kita hidup dalam masyarakat yang seringkali menempatkan tekanan besar pada konformitas dan penilaian dari orang lain. Terkadang, kita merasa bahwa untuk diterima dan dihormati, kita harus memenuhi harapan dan standar yang ditetapkan oleh lingkungan sekitar. Namun, seringkali kita kehilangan bagian dari diri kita sendiri, karena kita terlalu sibuk mencoba memenuhi ekspektasi orang lain.

Kita tidak boleh terjebak dalam perangkap merasa wajib menjelaskan setiap aspek dari kehidupan kita kepada orang lain, terutama jika itu mengurangi kebebasan dan kemandirian kita. Sebagai manusia, kita memiliki hak untuk mengejar kebahagiaan dan membangun hidup yang sesuai dengan nilai-nilai dan aspirasi pribadi kita.

Ketika perilaku kita dianggap "asosial" atau "irasional" oleh orang lain, kita seringkali merasa terbebani oleh pandangan mereka. Namun, pada sejatinya bahwa setiap individu memiliki kebebasan untuk menjadi dirinya sendiri, selama tindakan tersebut tidak menyakiti atau melanggar orang lain.

Kebutuhan untuk "menjelaskan" setiap tindakan kita seringkali dapat mengakibatkan kehancuran dalam kehidupan. Ini memaksa kita untuk mencari persetujuan dari orang lain, tanpa mempertimbangkan apakah penjelasan kita benar-benar diperlukan atau tidak.

Kebutuhan untuk menjelaskan setiap tindakan kita seringkali tidak hanya membebani kita secara emosional, tetapi juga dapat mengakibatkan kecemasan dan keraguan yang berlebihan terhadap diri sendiri. Ini memicu siklus tidak sehat di mana kita terus-menerus mencari validasi dan persetujuan dari luar, tanpa pernah merasa cukup dalam diri kita sendiri.

Seringkali, dorongan untuk menjelaskan tindakan kita kepada orang lain dapat menghambat kemajuan dan pertumbuhan pribadi kita. Daripada mengandalkan pandangan dan penilaian eksternal, kita seharusnya fokus pada pengembangan diri kita sendiri dan menciptakan kehidupan yang memenuhi kebutuhan dan aspirasi kita sendiri. Dengan begitu, kita dapat membangun kepercayaan diri yang kokoh dan memperoleh kebebasan yang sejati dalam menjalani hidup kita sesuai dengan keinginan kita sendiri.

Sebagai gantinya, kita harus membiarkan perbuatan kita dinilai oleh orang lain, dan dari perbuatan itu, kita bisa melihat niat sebenarnya di balik tindakan kita. Namun, yang paling penting, sebagai individu yang merdeka, kita hanya berhutang penjelasan kepada diri sendiri, kepada akal budi dan nurani kita sendiri.

Kebebasan untuk menjadi diri sendiri adalah hak yang kita miliki sebagai manusia. Oleh karena itu, penting untuk tidak membiarkan tuntutan penjelasan dari orang lain menghalangi kita dalam mengejar kebahagiaan dan kesejahteraan pribadi kita.

Dalam menghadapi tuntutan dari orang lain, mari kita berani untuk tetap setia pada diri sendiri dan memilih untuk menjalani hidup sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip kita sendiri. Ketika kita berkomitmen untuk tetap setia pada diri sendiri, kita membuka pintu bagi pertumbuhan pribadi yang tak terbatas. Ini berarti kita menghormati dan menghargai nilai-nilai serta prinsip-prinsip yang membentuk identitas kita, tanpa terpengaruh oleh tekanan eksternal atau harapan orang lain. Dengan memilih untuk hidup sesuai dengan kebenaran akan diri kita, kita menemukan kebebasan yang sejati dan kedamaian yang dalam, karena kita tidak lagi diikat oleh penilaian atau harapan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun