Mohon tunggu...
zuhdi ilham nadjir
zuhdi ilham nadjir Mohon Tunggu... Penulis - buruh tulis

cuman buruh tulis yang hoby filsafat dan sastra.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pikiran: Surga dan Neraka

24 Januari 2024   21:29 Diperbarui: 24 Januari 2024   21:44 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Richard Vergez | Colagens artsticas, Arte de colagem, Colagem

Dalam labirin pikiran, ada kekuatan misterius yang menyulam benang antara surga dan neraka. Setiap pemikiran menjadi arsitek, menciptakan dunia yang diidamkan atau merangkai ketakutan yang merayap. Terjalinlah kisah kekuatan pikiran, menyusuri lorong mimpi dan kegelapan, di mana setiap pilihan menjadi nyanyian penciptaan hidup.

Pikiran itu seperti sebuah dunia pribadi yang bisa membawa kebahagiaan di tengah kesulitan, tapi juga bisa menjadi sumber kegelapan. Pengalaman saya mengajarkan bahwa pikiran memiliki kekuatan luar biasa untuk menciptakan hal-hal yang luar biasa, tapi juga bisa mengejutkan kita dengan ketakutan dan mimpi buruk yang sulit dimengerti.

Keajaiban pikiran ini terletak pada kemampuannya untuk merubah pandangan hidup kita. Fokus pada kebahagiaan membuat tantangan terasa lebih ringan, sementara kegelapan pikiran bisa membuat kita terperangkap dalam ketakutan dan kecemasan.

Saat kita membiarkan imajinasi kita berkembang, pikiran menjadi seperti arsitek yang menciptakan dunia baru dari impian dan harapan. Tapi, di sisi lain, dalam kegelapan pikiran, muncullah bayangan yang menakutkan dan mimpi buruk yang bisa membuat kita merasa terhantui.

Ketika pikiran kita memasuki wilayah imajinasi, dunia baru yang tercipta menjadi luar biasa. Dengan daya cipta yang tak terbatas, kita mampu membangun sebuah realitas impian yang melampaui batas-batas yang tampaknya tidak terjangkau oleh kenyataan. Di sini, setiap detik menjadi lahan subur untuk menciptakan momen kebahagiaan yang abadi.

Daya imajinasi yang dimiliki oleh pikiran manusia adalah anugerah yang memungkinkan kita menjelajahi dimensi yang baru dan tak terbatas. Saat kita membiarkan pikiran mengambang, ia menjadi mesin kreativitas yang dapat memodelkan keberhasilan dan menciptakan kisah cinta yang abadi. Pikiran, sebagai seniman utama, memahat makna dan kebahagiaan dalam realitas yang kita alami.

Melalui daya kreasi pikiran, kita memiliki kemampuan untuk menciptakan ruang di mana keinginan, impian, dan pencapaian berdampingan. Dengan mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan ini, kita merangkul keajaiban penciptaan, mengukir jejak kebahagiaan, dan merangkul momen-momen indah yang menghiasi perjalanan hidup kita.

Dalam setiap detik imajinatif, pikiran menjadi pelukis yang melukiskan palet warna kebahagiaan, kesuksesan, dan cinta. Pengalaman ini mengajarkan kita bahwa pikiran adalah alat yang mampu membentuk realitas baru yang mencerminkan impian dan aspirasi kita. Sebagai pemimpin dalam penciptaan, pikiran menjadi arsitek utama dalam membentuk dunia yang tak terbatas oleh batas-batas kenyataan.

Namun, di balik kemampuannya menciptakan keindahan, pikiran juga menyimpan potensi kegelapan yang mengintai. Bayangan-bayangan kelam, kecemasan, dan ketakutan bisa muncul seperti hantu dalam malam yang gelap, menciptakan ladang mimpi buruk yang sering kali sulit dimaknai. Pikiran, seakan menjadi panggung tersembunyi, memiliki kapasitas yang tak terhingga untuk membayangkan kengerian-kengerian yang melebihi batas kemampuan akal sehat kita.

Saat pikiran terperangkap dalam labirin kegelapan ini, realitas yang tercipta menjadi distorsi dari yang seharusnya. Bayangan yang menakutkan mampu menyelinap masuk ke setiap celah pikiran, menggantikan keindahan dengan ketidakpastian yang mengejutkan. Dalam kondisi seperti ini, pikiran menjadi seperti alam semesta yang tak terkendali, menciptakan gambaran kengerian yang sulit diakui oleh pikiran sadar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun