Malam-malam yang indah dan dirindukan
Mayoritas bangunan berpucuk bintang itu hening tapi bersuara
Isak tangis yang keluar bukan lagi tangis murahan, layaknya seorang wanita yang ditinggal oleh romeo-romeonya dalam kisah yang mereka lukis sendiri, atau seorang pria kekar yang dimusuhi oleh teman-temannya, bukan itu!
Tangis itu adalah tangis rindu seorang hamba sahaya pada yang maha raja versi mereka, tangis memohon diampun atas kisah kelam mereka juga tak lupa
Itu mengapa aku menyebut mulai malam ini hingga beberapa hari kedepan adalah malam penuh kerinduan,
Doaku,
semoga aku, kamu, dan kita dapat bersua selalu dan merefleksikan malam-malam ini dengan hampa yang bersuara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H