Mohon tunggu...
zubi mahrofi
zubi mahrofi Mohon Tunggu... -

Berbeda tetapi tidak membedakan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Yang Terlambat

17 Oktober 2011   03:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:52 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di pagi ini terasa hambar. Padahal, sebelumnya aku jatuh cinta: bukan pada Jakarta yang panas, bukan pada sebuah syair yang romantis, bukan pada sebuah lanskap yang rapi, bukan pada sebuah barang yang mewah, tetapi pada Perempuan itu.

Oh ternyata, Perempuan itu sudah memiliki "yang lain". Tetapi jelas tidak mengapa: karena aku jatuh cinta.

Perempuan itu, sulit untuk didefinisikan. Mungkin aku berlebihan, tetapi memang itu adanya.

Perempuan itu layaknya matahari pagi yang mengawali aktivitas di dunia, awan yang menyerupai bunga krisan, seperti cahaya bintang di gelap malam, mata air yang tidak akan pernah mengering seperti air zam-zam di tanah suci Mekkah.

Mungkin aku berlebihan (sekali lagi mungkin karena tak cukup definitif). Perempuan itu terlalu indah, bersyukur aku pada Yang Maha Kuasa atas keindahan yang ditunjukkan-NYA kepadaku, entah mengapa aku begitu mengagumi Perempuan itu.

Perempuan itu membuat aku menganggap hitam diartikan putih yang buruk sama dengan baik. Mungkin aku jatuh cinta. Aku jatuh cinta bukan karena Perempuan itu cantik.

Ingin kuberikannya bunga matahari. Petanda aku selalu memperhatikan Perempuan itu.

Harusnya aku sedih, karena perempuan itu sudah memiliki "yang lain", sekali lagi tak mengapa: karena aku sedang jatuh cinta.

Rute cinta, "yang lain" merupakan ketidakmurnian dan pembatas. Mengapa begitu: karena aku jatuh cinta pada Perempuan itu.

"Ku jatuh cinta segenap hati,". Kata itu untuk kamu si Perempuan itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun