Mohon tunggu...
Zubairi
Zubairi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis Artikel Ringan

Orang Kampung

Selanjutnya

Tutup

Bola

Rumput GBK Rusak: Sepertinya Kita akan Terpaksa untuk Terus Menikmati dan Memakluminya

2 April 2024   02:01 Diperbarui: 7 Juni 2024   09:30 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: Instagram/@stadiongelorabungkarno

Kerusakan rumput Stadion Gelora Bung Karno (GBK) saat dijadikan kandang timnas Indonesia, tampaknya sulit untuk berakhir--dan mungkin tak akan pernah berakhir (?). Dan, kita sepertinya akan terpaksa untuk menikmatinya walau bikin mata kurang enak saat memandangnya. 

Buktinya, saat laga Indonesia kontra Vietnam di ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026 belum dimulai, superball.bolasport. com mengabarkan kalau media Vietnam, Dantri.com menyoroti GBK yang kondisi rumputnya sedang buruk. 

Selain itu, AFC juga mengimbau kepada Indonesia dan Vietnam agar tidak menggelar sesi latihan di GBK, demi menjaga kualitas rumputnya itu. 

Dan benar saja, setelah babak pertama usai, netizen mulai mengeluhkan kondisi rumput GBK. Kekhawatiran media dari media Vietnam dan FIFA betul-betul nyata. 

Katanya sudah diperbaiki, lha, kok? 

Sebelum laga Indonesia vs Vietnam digelar, melalui akun Instagram @love_gbk, 1 hari yang lalu GBK terlihat diperbaiki. Katanya, semuanya sudah memenuhi standar. 11 jam kemudian, sebelum laga Indonesia versus Vietnam berlangsung, GBK dilakukan tes gelinding bola hingga tes ketebalan thatch. Melihat itu, saya meyakini kualitas GBK akan betul-betul waw. 

Nyatanya, waktu yang berbicara. Ketika pertandingan berlangsung, rumput GBK dikeluhkan banyak orang. 

Katanya sudah diperbaiki, lha, kok tetap jelek? Ini rusaknya yang terlalu parah lantaran GBK sering digunakan perhelatan non bola, sehingga meski diperbaiki sulit untuk dipulihkan? Kalau dijawab iya takut nggak enak, dijawab tidak takut dosa. Ya mending jujur aja.

Faktor selanjutnya, mungkin karena layar kaca televisi dan android kita saat streaming yang tiba-tiba tak mendukung untuk melihat kualitas rumput GBK yang menawan itu. Pantesan. 

GBK yang sering mengecewakan

Pada ajang Piala AFF 2018, tepatnya pada laga kedua penyisihan Grup B, Timor Leste bertandang ke GBK menjamu Indonesia. Dan sialnya, pelatih Timor Leste, Norio Tsukitate mengeluhkan kondisi GBK: rumput buruk. Bayangkan, rumah sendiri dikritik orang luar. Pedih tauk. Malu juga. 

Pada 26 Januari 2024 lalu, rumput GBK juga menuai kritikan. Saat laga uji Indonesia U20 versus Thailand U20, rumput GBK terlihat jauh dari kata "memuaskan". 

Dan baru-baru ini, ya di laga kontra Vietnam itu sendiri. Rumput GBK, lagi-lagi sukses bikin kecewa. 

Sepertinya kita akan terus terpaksa menikmati dan memaklumi kerusakan rumput GBK

GBK sudah tak asing lagi dijadikan tempat aye-aye. Konser oke, tempat kampanye oke. GBK dipaksa menjadi tempat yang ideal untuk melangsungkan acara besar-besaran. Sepintas memang tak ada masalah dengan acara itu. 

Namun, yang menjadi permasalahan adalah, kenapa GBK kurang sentuhan serius untuk diperbaiki rumputnya setelah menggelar acara di GBK itu sendiri. Padahal, sudah semestinya hal itu dilakukan agar rumput GBK kembali seperti semula setelah dibooking untuk kesuksesan suatu acara. 

Dan, untuk memperbaiki kerusakan rumput GBK rasanya tak se-jelimet mempersiapkan panggung untuk konser dan kampanye. Bahkan, untuk memoles rumput GBK tak perlu mengusung sound system ke dalam lapangan. Apa susahnya, kan? Saya nggak yakin kalau pengelola GBK kesusahan dan malas untuk mengurusnya.  

Paling, Pak Erick Thohir dan pengelolanya cuma lupa dengan tujuan GBK ini diciptakan. Yang kita tahu, GBK dibangun pada 1962 karena ditunjuk jadi tuan rumah Asian Games ke-1V setelah Tokyo. Untuk apa? Ya untuk menampung--untuk menyukseskan ajang olahraga 5 tahunan itu. 

Jadi jelas, GBK dibangun untuk ajang olahraga. Bukan non olahraga. Tapi, paling Pak Erick Thohir dkk mengira ajang 5 tahunan itu adalah pesta demokrasi bukan Asian Games. Makanya, pihak terkait semangat membangun panggung di dalam GBK untuk kampanye, tapi males betul memperbaiki GBK ketika dibutuhkan untuk ajang olahraga. 

Maka, jika nanti di ajang olahraga lain timnas bermain di GBK dan rumputnya kembali belang-belang seperti kulit buaya, ya.... tak ada pilihan lain selain kita terpaksa untuk memakluminya. 

Gini, lho. Timnasnya boleh level Eropa, tapi kualitas rumput lapangan tetap ala Liga 3. Artinya, meski skuad timnasnya naturalisasi, ya tetap merendeh. Tetap gunakan rumput seadanya. Biar lawannya nggak tahu passing juga. Tuh liat, Vietnam kalah di GBK dengan kualitas rumput yang jelek. Ya Ilahi. Intinya, ayo nikmati pemandangan rumput GBK. 

Gitu-gitu, bikin kita bangga, lho. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun