Awalnya, saya tidak ingin menulis apa-apa. Satu yang sebenarnya saya inginkan: tidur pulas di siang hari. Kebetulan, karena langit sedang menurunkan air serentak bernama hujan. Sebab, diakui atau tidak, tidur ketika hujan sedang turun, kebetulan kita sedang tak punya pekerjaan, cuaca yang sedang dingin, maka memilih tidur adalah nikmat yang luar biasa. Kita bisa tidur dengan cepat dan nyenyak karena cuaca sedang dingin itu.Â
Cuma, di saat saya mau tidur tatkala hujan turun begitu derasnya, di saat mata saya sudah betul-betul ngantuk, saya malah kebelet pipis, sebegitu kebeletnya. Kapan hari, saya memang pernah kebelet pipis saat mata ini sedang ngantuk. Kala itu, saya masih bisa menahannya. Tapi, kali ini tidak. Dan ini cobaan kenikmatan yang luar biasa menguji kehidupan saya.Â
Beginilah hidup, beginilah semesta bekerja
Tidur ketika mata ini sudah benar-benar ngantuk, adalah kenikmatan yang begitu sempurna dalam hidup ini. Namun, disadari atau tidak, beranjak ke kamar mandi untuk membuang kemih ini setelah didepak kebelet, juga merupakan kenikmatan yang luar biasa dalam hidup ini.Â
Ketika kita kebelet pipis dalam keadaan ngantuk, jelas, perasaan kita resah. Kelopak mata boleh merem, tapi kantung kemih yang full, bikin baring kita tak nyaman dan leluasa serta ngantuk kita jadi terganggu.Â
Mau bangun kok ya magernya sahih tenan. Nggak bangun kok ya nggak enak juga sebab kantung kemih isinya ingin keluar, kita merasa tersiksa, syaratnya, ya pipis.Â
Mau tetap nggak bangun karena ngantuk dan memilih kencing di kamar tidur, kayaknya mustahil saya lakukan. Malu sendiri. Dan akhirnya, ketimbang kasur saya basah dan beraroma tak sedap sebab aliran air kencing saya sendiri, lebih baik saya bangun dalam keadaan ngantuk. Tak enaknya, kamar mandi saya nggak ada di dalam rumah. Sementara di luar, hujannya masih deras.Â
Jujur, payung saya sudah rusak. Mau pakai jas hujan kok ya rasanya gimana. Sebab, dari kamar tidur ke luar, ke kamar mandi, jaraknya tidak jauh-jauh amat. Akhirnya, selain saya kudu terpaksa bangun, saya juga terpaksa rela sedikit kuyup sebab kebelet pipis.Â
Namun, beginilah hidup. Semesta memang acap bekerja mencampur-adukan kenikmatan yang satu dengan kenikmatan yang lain. Sehingga, kita sering dibuat bingung mau pilih nikmat yang mana. Padahal, keduanya sama-sama nikmat, lho. Contohnya, ya tidur setelah ngantuk di saat cuaca sangat mendukung untuk bobok sebab cuaca dingin, dan buang air kecil sebab sangat kebelet ingin pipis itu.Â
Keadaan yang harus disyukuri
Begini maksud saya. Ketika sedang hujan dan kita ngantuk lalu tidur, itu kan kenikmatan yang kudu disyukuri. Namun, ketika hal itu buyar sebab kita kebelet pipis, artinya kenikmatan tidur tadi mau tak mau kudu digagalkan. Kita telah menggagalkan kenikmatan. Namun, harus tetap disyukuri, ketimbang kita kudu menahan mati-matian rasa ingin pipis.Â
Sebab, hal lain yang mesti disyukuri meski membuang kenikmatan, adalah kita masih diberikan nikmat ingin pipis, kita bisa pipis dan salurannya tetap lancar.Â
Tentu kita paham dan pernah merasakan kalau menahan pipis, di kala kita ingin pipis banget, bisa membuat perut kita jadi mules. Pun kita mungkin pernah mendengar orang yang ingin pipis tapi salurannya tersumbat dan akhirnya kudu dilarikan ke rumah sakit untuk dirawat.
Jadi, di situlah nikmatnya berkencing meski kudu merelakan hilangnya kenikmatan untuk tidur. Nikmat untuk tidur telah hilang. Tapi, sebab pipis saya lancar, saya nggak perlu ke rumah sakit. Pun dengan pipis, perasaan saya jadi tenang sebab nggak ada rasa kebelet lagi yang meresahkan.
Bahkan, saya baru sadar ketika selesai menulis paragraf sebelumnya ini, saya googling, ternyata dilansir dari alodokter.com, menahan kencing, salah satunya bisa terkena infeksi ginjal. Waduh. Beruntung saya tadi berkencing meski dalam keadaan ngantuk.Â
Hey, Saudara-saudari yang seiman yang diberkahi Tuhan, sudah pada kencing belum?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H