siswa Tauladan.Â
Kemarin lusa, saya pergi ke acara silaturahmi di salah satu desa asal Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Banyak topik perbincangan yang dibahas setelah acara selesai. Namun, ada salah satu hal yang menarik perhatian dari obrolan itu. Adalah tentang betapa terkurasnya harta orang tua jika anaknya di sekolah, berhasil dinobatkan sebagaiDi Desa Campaka, Kecamatan Pasongsongan adalah satu contoh nyata tentang hal di atas. Jika anaknya di sekolah (madrasah) berhasil menjadi siswa Tauladan, orang tuanya tentu terharu. Namun, keterharuan itu belum tentu sepenuhnya diimbangi dengan kenyamanan di hati mereka pasca anaknya turun panggung membawa piala sekolah.Â
Lha, kok bisa?
Siswa dapat piala, orang tuanya selain jadi repot, bisa mengeluarkan biaya banyak
Kenapa nggak nyaman? Ini jawabannya.Â
Sebab, setelah anaknya dinobatkan menjadi siswa Tauladan, siap-siap harta orang tuanya terkuras. Karena begini, jika misalkan tahun ini, salah satu siswa menjadi bintang Tauladan, maka tahun depan orang tuanya, mau nggak mau harus merayakannya.Â
Konsep perayaannya kek mana, Cong?Â
Orang tua harus mengundang kuda main. Untuk ditunggangi anaknya saat pawai. Anaknya, jelas nggak pakai baju seragam sekolah. Melainkan berpakaian ala pengantin yang penuh dengan tata rias. Juga, kalau tidak mengundang grup tong-tong ya mengundang grup drumband. Untuk apa? Untuk mengiringi sang anak yang menunggangi kuda, yang sambil memegang piala sekolah yang didapat tahun lalu itu saat pawai.Â
Tak berhenti sampai di sini. Orang tua siswa itu, masih membawa aneka ragam jajanan ke sekolah. Juga, mengundang orang yang punya sound system. Lengkap dengan terop nya. Apa yang kau pikirkan? Ini resepsi pernikahan. Bukan, Paman. Tapi, ini perayaan siswa Tauladan yang memang nyaris dengan resepsi pernikahan. Saking mewahnya perayaannya. Â
Itulah yang saya maksud siswa dapat piala sekolah, orang tuanya akan repot. Karena, ya itu semua butuh biaya besar. Kalau hidupnya sederhana, tingkat ekonominya menengah ke bawah, apa nggak terlilit hutang itu orang tua siswa? Ya jelas.Â
Kebiasaan yang sudah mengakar kuat