Kedua, keluarganya paling lagi sedih. Kenapa? Sebab mikirin ortunya yang sudah barangkali sudah wafat. Saya tahu kasus seperti ini dari keluarga saya. Kakak Ipar saya, Bapaknya sudah meninggal. Pas di hari pernikahan, keluarga kami tak sedikit yang meneteskan air mata melihat Kakak tanpa didampingi sosok ayah. Kakak yang tadinya biasa saja, melihat keluarga kami menangis, ditambah bilang "bapakmu sekarang melihatmu, Cong", Kakak akhirnya air matanya perlahan jatuh namun tetap berusaha kelihatan tegar.Â
Ketiga, bapak ibunya mungkin saja masih hidup, namun telah berpisah. Keponakan Nenek saya, ada di posisi ini. Perpecahan dalam rumah tangga memang kasus yang menyedihkan. Dan, lagi-lagi, saat prosesi pernikahan hal ini ditangisi, dan ya wajar.Â
Bapak-Ibu yang mestinya menemani anaknya, pas di hari bahagia sang buah hatinya, tak akur dan tak akrab seperti dulu lagi memang kenyataan yang pedih. Keluarga yang lain, tak terkecuali anaknya, mustahil jika nggak merasa sedih.Â
Keempat, mengingat atau teringat dengan salah satu pesan atau ucapan orang tuanya di hari pernikahannya. Namun, mungkin orang tua nya telah ada di antara tiga poin sebelumnya. Misalkan, dulu ortunya bilang ingin melihat anaknya menikah dan punya cucu dalam keadaan yang masih sehat. Tapi, takdir berkata lain. Atau, apa lah contoh lain yang memang menyentuh hati sang anak.Â
***
Baiklah. Mungkin Mas nya menangis bukan karena tiga hal di atas. Namun, tiga hal itu, memang menyedihkan dalam hidup, dan memikirkannya di hari pernikahan, lebih menyedihkan lagi. Namun saya meyakini hal ini: Mas nya menangis di atas panggung di acara prosesi pernikahannya, jelas bukan sebab hal yang sepele.Â
Air mata seseorang, yang tumpah tak tertahankan di depan banyak orang, di hari yang sakral termasuk di hari prosesi pernikahan, terkadang ada hal-hal yang dipikirkan oleh orang itu secara mendalam, pandangannya ke depan dalam mengarungi hidup berumah tangga, nyata, dan tidak main-main.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H