Mohon tunggu...
Zubairi
Zubairi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis Artikel Ringan

Orang Kampung

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Timnas Voli Indonesia Butuh Perhatian Serius untuk Lebih Baik, Masak Iya Tak Mau Mendunia?

10 Agustus 2023   06:51 Diperbarui: 10 Agustus 2023   06:56 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak ada bedanya dengan olahraga lain seperti Basket, Badminton ataupun Futsal, timnas volly Indonesia nyaris tak begitu santer terdengar mengerikan di negerinya sendiri, meski sudah sah dikatakan menjadi macan kemayoran di Asia Tenggara. Beda halnya dengan sepak bola, yang meski masih terseok-seok bersaing di kancah Asean, suara dan keterlibatan dari Menpora begitu masif terdengar di berita. 

Maka tak heran bila pemain veteran timnas volly Indonesia, Rivan Nurmulki, beberapa hari yang lalu di story Instagramnya mengungkapkan secara blak-blakan bahwa, setiap kompetisi, alasannya nggak ada dana. Pun, kurangnya sponsor untuk mendukung kemajuan olahraga.

Perlunya perhatian serius dari Menpora dan PBVSI

Setidaknya, saya punya dua poin setelah melihat dan membaca story Rivan itu. 

Pertama, Menpora harus betul-betul berjuang atau berkolaborasi dengan PBVSI dalam memperbaiki masalah yang timnas voli alami: dana dan sponsor. Agar Menpora terlihat tidak memperhatikan sepak bola saja. Lho, ya. Di saat tim volly begini, Menpora nggak kelihatan ada untuk tim tiga sentuhan ini. Coba di sepak bola, ketika soal JIS runyam, kata "Menpora" banyak bermunculan di pemberitaan. Baik soal Piala Dunia U17 maupun renovasi stadion JIS. 

Masak sih Menpora cuma mau ngasih apresiasi saja di saat tim volly gagal menang atau saat jadi juara di ajang Sea Games tok? Bahkan, di ajang AVC pun, Menpora tak luput mengucapkan apresiasi. Bukannya sombong nih, ya, saya juga bisa kok kalau cuma mau bilang "kita patut mengapresiasi, kita patut bangga, kita mesti bergembira", dll. 

Masak iya, nggak ada langkah konkret yang bikin bangga selain mengapresiasi? 

Kedua, peran dari PBVSI itu sendiri. Editor Fantasista.id, Ainur Rohman di Twitternya memaparkan bahwa, anggaran dari pemerintah untuk tim olahraga memang sedikit. Jadi, PBVSI ya kudu kreatif bagaimana caranya mencari dana. Lagi-lagi, ini seharusnya mendapatkan perhatian serius dari Menpora. Mestinya, Menpora nggak diam saja melihat PBVSI kelimpungan menghadapi masalah yang ada. Kalau nggak memberi saran, ya sekalian aja dibantu gitu. Kan enak. 

Tidak ribet tanpa adanya naturalisasi

Lagian, volly ini nggak seribet sepak bola, lho. Saat mau ikut Sea Games, AVC atau Sea V League, Menpora dan PBVSI nggak perlu repot-repot menaturalisasi pemain. Beda dengan sepak bola, susah betul mengurus pemain asing agar jadi WNI dan bisa membela timnas. Terbaru, Menpora sedang mengupayakan pemain Tottenham Hotspur, Gabriel Han Wilhoft-King agar bisa membela timnas U17 di Piala Dunia junior itu. 

Tuh, kan Menpora kena lagi. Ya gimana, ya. Sudah dibilang di awal, kalau Menpora ke sepak bola bakal langsung reflek menyikapi suatu hal. Coba sama olahraga lain, khususnya ke volly? Ya sedih atuh.  

Lalu, apa coba yang mau disumbangkan Menpora ke volly kalau nggak mendukungnya berupa memberi masukan ke PBVSI atau ngasih dana? Kan, di volly naturalisasi nggak usah diurus, gor atau lapangan nggak terdengar ada masalah. Masak iya, kerjanya cuma mengapresiasi melulu? Eh~ 

Atletnya menjanjikan, mentalnya bagus, masak Menpora dan PBVSI volinya nggak mau mendunia?

Sudah banyak orang yang mengakui, kalau volly ini lebih menjanjikan daripada sepak bola. Lihat saja di ajang AVC ketika tim volly kita menang atas Bahrain dan Sri Lanka serta membantai Kazakhstan. Kekalahan atas Thailand di ajang itu, tak bisa dijadikan alasan bahwa tim volly Indonesia masih buruk dan belum layak tampil di ajang bergengsi. Bayangkan, andai saja sepak bola Indonesia mampu menggulung tiga negara itu di ajang AFC, sudah pasti bakal ramai dan disanjung tinggi, tagar Menpora atau PSSI di Twitter besar kemungkinan akan langsung muncul. 

Kemenangan atas Bahrain dan Kazakhstan itu, bukan hal yang mudah. Dan jika berhasil menang, selain taktik pelatih yang jitu, itu juga karena faktor mental pemain volly Indonesia yang bagus. Contoh lain, lihatlah bagaimana Boy Arnez dan kolega di ajang Sea V League comeback atas Thailand kemarin lusa itu. Itu baru soal mental, belum ngomongin soal kualitas di posisi masing-masing pemain. 

Melihat hal-hal di atas, maka sangat disayangkan jika PBVSI dan Menpora nggak serius dan maksimal dalam memperjuangkan tim voli Indonesia. Kualitas yang bagus mestinya kan harus didukung dan diperjuangkan dengan bagus pula, ya. Masak nggak mau mendunia? Atau, mau menunggu sepak bola mengglobal lebih dulu? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun