Sadar Politik
Tidak ada pilihan lain, bagi kaum muda selain memiliki modal kesadaran 'Politik'. Namun kesadaran politik ini pun tidak mudah didapat, karena tidak bisa hanya didapat dengan hanya 'Bimsalabim' kesadaran politik perlu digali melalui literasi yang cukup. Literasi itu mulai dari gemar membaca sejarah politik, mendengarkan, mendebatkan melalui kelompok-kelompok sadar demokrasi, hingga kajian politik kebangsaan yang selaras dengan nilai-nilai Ideologis.
Di sini, lagi-lagi pemuda dituntut untuk mengambil bagian dan menjadi aktor intelektual untuk menggiring dan membentuk opini publik, seperti apa dan bagaimana berpolitik yang ideal sesuai dengan cita-cita bangsa yang digariskan oleh pendiri bangsa. Melalui catatan sejarah, tentu kita juga telah membaca bahwa pemuda selalu menjadi otak pemikir dan pergerakan politik di tanah air ini, catatan itu bisa kita baca di sejarah Sumpah Pemuda, kemerdekaan Indonesia hingga pada reformasi. Nampaknya, memang kaum muda terlahir sebagai fase dimana harus banyak berpikir, berdiskusi dan membaca serta mendebatkan hingga mawas dan mapan dalam politik.
Tahun 2023 merupakan momentum politik menuju helatan akbar pemilu 2024. Karena sudah memasuki tahun politik sudah barang pasti generasi muda menjadi salah satu segmen yang menjanjikan, mengingat sebagian besar penduduk Indonesia didominasi oleh kelompok pemuda. Artinya, market politik generasi muda cukup besar dan menjanjikan untuk menjadi penentu dan keberhasilan pemilu. Sebagai generasi dengan nilai tawar tinggi kelompok pemuda juga harus memiliki kesadaran, pengetahuan serta pandai membaca situasi agar bisa bargaining Politik. Sehingga keberadaan pemuda ditengah-tengah arus demokrasi memiliki daya tekan dan intervensi untuk mempengaruhi jalannya kekuasaan. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H