Mohon tunggu...
Zubaili
Zubaili Mohon Tunggu... Guru - Guru Honorer - Aceh. "Belajar Harus Berguru, Bukan Meniru"

Menulis adalah bagian dari belajar. Dengan belajar, kita bisa mengajar... Dengan mengajar, kita bisa belajar...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Rindu Ayah

26 Mei 2022   14:23 Diperbarui: 30 September 2022   18:26 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rindu Ayah (Image: suara.com)

Ayah, tatapan terakhirku ke wajahmu

Kala engkau terbaring lemas tak berdaya

Masih terbayang-bayang dipikiranku

Baca juga: Puisi | Rindu

Seolah-olah engkau berada tepat di hadapanku. 

Perjuanganmu untuk keluarga dan anak-anakmu

Semasa hidup tak bisa terbayarkan

Sebagai anak, ku tak sanggup membalas budi baikmu

Hanya doa yang mampu ku ucapkan

Semoga Allah melapangkan kuburmu

Memberikan nikmat dan rahmatNya untukmu

Mengampuni dosa-dosamu

Dan kelak berada bersama-sama kekasihNya

 dalam jannahNya. 

Aamin Ya Rabbal 'Aalamiin 

Aceh Besar, 26 Mei 2022 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun