Mohon tunggu...
Zubaili
Zubaili Mohon Tunggu... Guru - Guru Honorer - Aceh. "Belajar Harus Berguru, Bukan Meniru"

Menulis adalah bagian dari belajar. Dengan belajar, kita bisa mengajar... Dengan mengajar, kita bisa belajar...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tulisanku ‘Sang Inspirator’

21 November 2014   02:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:16 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Suatu hari, sebagaimana rutinitas saya sebagai seorang guru, saya berangkat ke sekolah untuk melaksanakan tugas di sebuah madrasah tsanawiyah, walaupun madrasahnya berlabel ‘yayasan’ dan jabatan saya hanya sebagai guru honorer, tapi banyak ilmu yang dapat saya petik dan tularkan di sana, baik kepada sesama guru maupun kepada anak didik saya. Setiba di madrasah, sudah ada beberapa guru yang sedang sibuk dengan pekerjaan mereka, dan seperti biasanya mereka selalu menyapa dan menyambut saya dengan senyum sumringah mereka, tapi ada sedikit kejadian yang membuat hati saya bergejolak pada hari itu, kebanyakan mereka bersalaman dengan saya sambil berucap “Selamat, Pak.”

Saya sedikit terheran-heran dengan kejadian tersebut, dan berucap “Ucapan selamat apa yang Bapak/Ibu maksudkan?”
“Selamat atas diterbitkannya tulisan Bapak di Santunan Jadid edisi bulan ini.”
Ucap salah seorang di antara mereka.

Saya merasa terharu, disaat mendengar kabar dari mereka bahwa opini yang saya tulis dimuat dalam majalah yang dikelola oleh Kanwil Kemenag Aceh tersebut, mengingat tulisan tersebut merupakan tulisan pertama saya dalam hal tulis-menulis dan sekaligus tulisan pertama yang saya kirim ke media massa. Dengan dimuatnya tulisan tersebut, membuat saya semakin termotivasi untuk lebih rajin menulis, menulis apa saja yang bisa saya tulis, yang bermanfaat untuk khalayak ramai, baik yang saya tulis di blog, di buku harian, ataupun hanya sekedar menulis kalimat-kalimat singkat berupa motivasi/inspirasi melalui facebook ataupun twitter.

Disamping itu, dimuatnya tulisan tersebut menjadi motivasi buat guru-guru yang lain di madrasah tempat saya mengabdi, baik yang PNS maupun honorer, mereka termotivasi juga untuk bisa ikut berbagi ilmu melalui tulisan sesuai dengan ilmu yang mereka ampu, yang selama ini jarang mereka lakukan. Dan saya yakin, mereka pasti bisa, dan jauh lebih baik tulisannya dari pada saya. Bahkan yang membuat saya tercengang, sebuah ungkapan muncul dari seorang guru yang PNS “Honorer saja bisa menulis, kenapa kita tidak!”

Di lain waktu, disaat saya mengajar, di akhir Proses Belajar Mengajar (PBM), seperti biasanya saya selalu memberikan motivasi-motivasi kepada murid-murid selama 5 menit, supaya mereka lebih giat dalam belajar, sehingga menjadi anak yang berguna bagi agama,bangsa, dan negara, dan dapat membanggakan kedua orang tua, guru, dan mengharumkan nama sekolah. Disaat saya sedang menyampaikan motivasi tersebut, tiba-tiba salah seorang diantara mereka yang bernama Siti, spontan berkata “Pak, saya mau seperti Bapak, mau menjadi seorang penulis, saya telah membaca tulisan bapak di majalah Santunan jadid kemarin, disaat saya membaca buku di perpustakaan. ” Saya terkejut dan terharu mendengar penjelasan yang ia sampaikan. Sungguh, sebuah kejutan!

Kejadian-kejadian di atas, menjadi pelajaran berharga bagi saya, dan mengingatkan saya akan pentingnya menulis bagi seorang guru, karena guru bukan hanya sekedar mengajar didalam kelas, tetapi juga harus bisa menginspirasi murid-muridnya untuk belajar lebih giat dan bermanfaat bagi orang lain, baik melalui perkataan ataupun perbuatan.  Dan seorang guru menjadi teladan bagi sesama guru. Dan juga menjadi teladan bagi murid-muridnya, mereka akan meniru apa saja yang dilakukan oleh gurunya, tak terkecuali dalam ‘dunia menulis’. Dan dengan menulis, secara otomatis guru juga ‘digiring’ kepada belajar lebih giat lagi, baik dengan semakin banyak membaca, semakin banyak mencari referensi, ataupun tidak bosan-bosannya mencari ilmu kepada mahaguru, yang bisa menambah ilmu bagi dirinya.

Akhirnya, semoga artikel  yang pertama saya tulis di kompasiana ini, yang diikutsertakan dalam  blog competition, yang diselenggarakan oleh kompasiana bekerjasama dengan Tanoto Foundation juga bisa menjadi inspirator bagi siapa saja yang membacanya, khususnya bagi para ‘pahlawan yang berjasa’, dan bagi pembaca setia kompasiana pada umumnya. Amiin.. Semoga!

jangan lupa singgah di artikel saya yang kedua Di Sini

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun