Mohon tunggu...
Isma Soraya
Isma Soraya Mohon Tunggu... Bankir - Life Learner, a Mother, Coffee Addict, a Story Teller, a Writer

Ketika hidup membawamu ke titik nadir - disitulah prinsip hidupmu dipertaruhkan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kecemasan (Anxiety) Berlebih di Kala Pandemi, Berikut Cara Mengatasinya

7 Juli 2021   18:05 Diperbarui: 7 Juli 2021   20:50 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anxiety - Ilustrasi oleh Ravelist via Pinterest

Rasa cemas atau anxiety adalah hal yang normal dirasakan oleh seseorang ketika sedang menghadapi situasi atau mendengar berita yang menimbulkan rasa takut atau khawatir. Namun anxiety perlu diwaspadai jika muncul tanpa sebab atau sulit dikendalikan, karena bisa jadi hal tersebut disebabkan oleh gangguan kecemasan yang berlebih.

Menurut GW. Stuart dan Sundeen dalam bukunya "Principle and Practice of Psychiatric Nursing", menjelaskan pengertian dari kecemasan adalah keadaan suatu emosi tanpa objek tertentu. Kecemasan bisa dipicu oleh keadaan yang tidak diketahui dan menyertai semua pengalaman baru, salah satunya menghadapi kondisi new normal di tengah pandemi. 

Pandemi yang tengah terjadi di akhir tahun 2019 menimbulkan kekhawatiran berlebih di masyarakat, pasalnya seluruh negara di dunia mendapatkan pengalaman baru menghadapi virus yang dikenal dengan covid-19. Dari pembatasan sosial berskala besar, penerapan protokol kesehatan, hingga penerapan lock down yang di lakukan membuat masyarakat bertanya-tanya dan semakin cemas apakah varian baru virus covid-19 bisa sangat berbahaya hingga dapat merenggut nyawa seseorang. 

Berikut beberapa cara yang dirangkum untuk mengatasi kecemasan (anxiety) berlebih dalam menghadapi pandemi :

1. Kenali Kecemasan Itu sendiri

Dari penjelasan sebelumnya, rasa cemas dapat hadir jika seseorang menghadapi sesuatu yang baru atau belum pernah dirasakannya, seperti pertama kali melahirkan, pada saat sebelum ujian, sebelum melakukan wawancara kerja, atau menghadapi situasi pandemi seperti sekarang ini. 

Hal tersebut adalah hal yang normal dirasakan seseorang karena menghadapi situasi dimana orang tersebut baru pertama kali mengalaminya. Tips nya adalah pelajari dan cari tahu apa yang akan kita hadapi sehingga dapat meminimalisir rasa cemas yang hadir. 

Contohnya, ketika pertama melahirkan, selama mengandung seorang calon ibu wajib mempersiapkan hal-hal yang di rasa perlu dalam mempersiapkan persalinannya seperti mencari tenaga kesehatan terpercaya yang dapat membantunya melahirkan, kegiatan apa saja yang bisa membantu melahirkan dengan mudah, dsb.

Begitupun dengan menghadapi situasi pandemi seperti sekarang ini, kita bisa mempelajari lebih lanjut dari sumber-sumber terpercaya mengenai covid-19, menerapkan pola hidup sehat, menerapkan prokes, mengikuti peraturan pemerintah dalam menangani penyebaran virus, dan jangan termakan berita hoax. 

jika dirasa hal-hal yang telah dilakukan masih menimbulkan kecemasan, anda bisa menghubungi keluarga, kerabat, atau teman dekat untuk sekedar berbagi cerita dan pengalaman yang anda rasakan. 

2. Menghindari Terlalu Lama Di Depan Gadget

Gadget merupakan perangkat yang setiap menit bahkan detik berada di sekeliling kita, baik itu di kantor ataupun ketika berada di rumah. Untuk meminimalisir rasa cemas yang terjadi dalam menghadapi situasi pandemi seperti sekarang ini, meminimalisir penggunaan gadget dilansir dapat meminimalisir kecemasan. 

Hal ini seperti diungkap penulis buku "The Anxiety Solution", Chloe Brotheridge. Menurutnya memeriksa atau sekedar melihat gadget yang dalam hal ini adalah "smartphone" sudah menjadi candu dan kebiasaan yang terkadang sulit untuk di tinggalkan. 

Hipnoterapist asal Inggris tersebut juga menyebutkan, setidaknya ada sejumlah kebiasaan kurang tepat yang kerap dilakukan orang saat menggunakan smartphone. 

Kebiasaan-kebiasaan itu pun akhirnya memicu stress dan kecemasan yang dirasakan seseorang, seperti adiksi terhadap game, adiksi terhadap media sosial, adiksi terhadap online shopping, dsb. 

Oleh karena itu, kita juga bisa melakukan me time tanpa melibatkan gadget lho! Seperti, berbicara dengan pasangan, menemani anak bermain, atau sekedar membantu istri mengerjakan pekerjaan rumah. 

3. Melakukan Hobi

Peraturan new normal, pembatasan sosial berskala besar, dan penerapan social distancing merupakan hal baru yang harus kita hadapi pada saat sekarang ini, sudah barang tentu kecemasan, stress, dan merasa kesepian sebagai makhluk sosial akan berkecamuk di dalam kepala menghadapi virus yang dapat bermutasi dan kapan saja bisa menyerang tubuh manusia. 

Oleh sebab itu diperlukan sesuatu yang positif untuk menjaga pikiran agar tetap tenang dan produktif. Salah satunya adalah dengan menemukan hobi baru atau menjalankan hobi lama yang tidak sempat dilakukan sebelumnya, hal ini dapat memberikan efek positif bagi kesehatan mental.

Melakukan hobi dapat mengalihkan fokus terhadap kecemasan yang kamu miliki. Saat kamu melakukan suatu hobi, maka kamu akan menjadi exciting atau tertarik pada suatu kegiatan, banyak mempelajari hal baru, dan bermain. Hal ini membuat kamu terhindar dari tingkat stress yang tinggi. 

Melakukan hobi atau mempelajari keterampilan baru adalah rekomendasi dari Public Health of England sebagai cara mengelola kesehatan mental sambil mengarantina diri dari penyebaran Covid-19. 

Nah, buat kalian warganet, apakah sudah mencari tahu hobi apa yang akan dilakukan?

4.  Jangan Mudah Terprovokasi Berita Hoax

Selain meminimalisir penggunaan gadget, meminimalisir provokasi akan adanya berita hoax dan tidak jelas asal-usulnya juga dapat menurunkan tingkat kecemasan. Sebisa mungkin untuk dapat memfilter berbagai informasi yang masuk dan tidak langsung percaya akan kebenarannya. 

Kita bisa melakukan berbagai penggalian informasi dari sumber terpercaya, mengklarifikasi atau memberikan pertanyaan kepada pakar yang terkait masalah tersebut, atau mengumpulkan bukti dari berbagai sumber terpercaya sebelum menginformasikan kembali kepada orang lain. 

5. Perbanyak Ibadah

Setelah melakukan berbagai tips di atas tetapi rasa cemas tak kunjung hilang, anda bisa menambahkan jadwal ibadah atau berdoa anda. Dilansir beribadah dapat menimbulkan ketenangan dalam diri karena kita memiliki Tuhan yang lebih besar dari apapun. 

Dengan menambahkan jam ibadah atau ritual ibadah kita, rasa cemas akan teralihkan dengan timbulnya kekuatan Tuhan di diri kita sehingga masalah terbesar dan terberat apapun dalam hidup kita dapat terasa lebih ringan.

Dan apabila dengan beribadah, rasa cemas belum kunjung hilang, anda bisa berkonsultasi dengan psikolog untuk mendapatkan penanganan yang tepat. 

Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan untuk menghadapi rasa cemas yang cenderung berlebih dalam masa pandemi seperti saat ini. Semoga bermanfaat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun