Mohon tunggu...
Rene
Rene Mohon Tunggu... Perawat - Tertarik untuk menulis

Asli Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Nyeri dan Ngeri

6 Mei 2023   19:14 Diperbarui: 6 Mei 2023   19:19 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Nyeri menurut International Association for The Study of Pain (IASP) saat ini adalah " sensor tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang potensial atau aktual ". 

Rasa nyeri dapat menjadi akut  atau kronis . Ada banyak cara untuk mengklasifikasi rasa nyeri dan klasifikasi tersebut dapat menjadi tumpang tindih, tapi umumnya klasifikasi rasa nyeri diidentifikasikan sebagai berikut:

  • Nociceptive pain disebabkan oleh kerusakan pada tubuh dan memfungsikan fungsi perlindungan. Misalnya termasuk somatic pain seperti sendi, osteoarthritis, nyeri punggung atau cidera dan nyeri sehabis operasi.
  • Inflammatory pain adalah nyeri yang disebabkan oleh kerusakan pada jaringan musculoskeletal. Nyeri ini sering disebut Dull atau Aching. Hal ini paling sering terjadi pada bagian bahu, pinggul dan tangan tapi juga bisa terjadi pada punggung.
  • Neuropathic pain disebabkan oleh cedera atau malfungsi pada system somatosensory nerveous. Nyeri ini disebabkan oleh kerusakan atau penyakit yang mempengaruhi bagian system saraf. Jenis sakit ini cenderung terjadi beberapa hari atau minggu cedera dan dengan frekuensi dan intensitas yang naik turun.

Ngeri menurut KBBI berasa takut atau khawatir (karena melihat sesuatu yang menakutkan atau mengalami keadaan yang membahayakan).

Nyeri dan Ngeri dua hal yang ditimbulkan oleh trauma. Perbedaannya nyeri adalah efek dari trauma pada fisik sedangkan Ngeri adalah efek trauma yang menyerang  psikis. Kedua hal ini bisa jadi memerlukan waktu yang singkat ataupun lama untuk Healing & recovery.

Nyeri bisa diatasi dengan anti nyeri dan perlahan rasa itu akan berhenti .

Lalu apa kabar untuk Ngeri?

Tulisan ini baru saja dimulai pada paragraf ini dan saya dedikasikanuntuk orang-orang yang terlanjur ngeri untuk menjalin hubungan karena trauma pada masa lalu.


Mungkin saat   membaca tulisan ini, kamu sudah terlanjur Jenuh dan lelah dengan pengkhianatan  dan merasa  tidak percaya lagi dengan cinta apalagi membangun hubungan baru merupakan suatu hal yang bahkan tidak ingin kamu pikirkan lagi.

ATAU

Saat ini kamu bertemu dengan seseorang yang baik, namun dia dipenuhi  ketakutan oleh trauma masa lalu sehingga timbul keragu-raguan baginya.

HAL PENTING UNTUK DIINGAT ADALAH, SIKAP KAMU DAN SIAPAPUN YANG KAMU TEMUI HARI INI ADALAH EFEK DARI MASA LALU - BISA JADI KARENA TRAUMA

Setiap orang dengan masalalu  trauma yang mengerikan memerlukan dukungan untuk pulih

Hidup siapapun tidak perlu diakhiri oleh peristiwa traumatis

Pemulihan dari trauma memerlukan waktu dan kerja keras. Namun pemulihan ini bukanlah hal yang mustahil.  Hal yang perlu kamu lakukan pada dirimu sendiri atau orang lain yang mengalami trauma adalah memulai pemulihannya SEKARANG tanpa kata Tunggu dan Tapi.

Ingatlah bahwa kamu tidak harus sendirian melewatinya, bahwa sesama penyintaspun bisa saling mendukung untuk melakukan pemulihan bersama.

Seseorang bernama Samuel mengatakan kepada saya dengan nada mengolok dan menasehati khas miliknya sambil mengetok-ngetok kening saya "apa yang kau takutkan hanya ada pada pikiran saja. Ya .. hanya sebuah Imajinasi belaka"

Apakah kamu juga sudah puas dengan masa-masa ketakutanmu? jangan terlalu lama terbelenggu. Temukan senantiasa rasa damai dihatimu seperti kata Tuhan Yesus berikut:

 Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. -- 2 Timotius 1:7-


Memang, manusia sekarang gampang berubah dan Kita bisa saja kehabisan akal terhadap sikap manusia tapi kita tidak akan kehabisan harapan bahwa kasih masih ada.

Regard

Eirene

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun