Kamis 13 Juli - Komodo dragons, atau Komodo, dikenal sebagai salah satu keajaiban alam Indonesia. Reptil raksasa ini memiliki sejumlah fakta menarik yang membuatnya menjadi spesies yang menakjubkan dan perlu dilindungi. Dalam Artikel ini kita akan Mengenal SI Raja Para Reptil Asli Indonesia ini.
Dinamakan Komodo Dragons padahal Bukan Naga:
Komodo tidak diketahui oleh para ilmuwan barat hingga tahun 1912, dan nama umum mereka berasal dari rumor tentang kadal besar mirip naga yang muncul di Kepulauan Sunda Kecil. Memang warna kuning lidah komodo yang panjang dan bercabang mengingatkan orang pada mitos naga yang menyemburkan api!
Habitat yang Unik:Â
Komodo merupakan hewan asli beberapa pulau di Indonesia, terutama Pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Padar. Pulau-pulau ini termasuk dalam rantai Kepulauan Nusa Tenggara bagian timur di Asia Tenggara dan menyediakan habitat yang khas bagi reptil ini.
Komodo memiliki wilayah jelajah terkecil dari predator besar mana pun di dunia! Mereka suka panas, dengan suhu siang hari saat musim kemarau sering mencapai 95 derajat Fahrenheit (35 derajat Celsius) dengan kelembapan 70 persen.
Keahlian Berlari, Memanjat dan Berenang:Â
Meskipun komodo terkenal dengan kemampuannya berjalan di darat dengan cepat Komodo juga dapat berlari hingga 18 hingga 20 kilometer per jam, atau setara dengan kecepatan lari rata-rata manusia. Kecepatan mereka adalah salah satu faktor keberhasilan mereka dalam memburu mangsanya.
Selain kehebatannya di bidang lari. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa mereka juga memiliki kemampuan memanjat pohon, komodo juga dikenal mampu berenang hingga jarak 300 meter. Begitulah cara mereka dapat berpindah antar pulau tetangga.
 Ini adalah keunikan yang mengejutkan, karena sebelumnya dipercaya bahwa komodo hanya tinggal di darat saja
 Strategi Berburu yang efektif dan Nafsu makan yang banyak:Â
Komodo memakan hampir semua jenis daging, Dimulai dari bangkai , hewan pengerat kecil hingga kerbau. komodo muda memakan kadal kecil dan serangga, serta ular dan burung. Jika mereka hidup sampai usia 5 tahun, mereka berpindah ke mangsa yang lebih besar, seperti hewan pengerat, monyet, kambing, babi hutan, dan rusa (makanan paling populer). Reptil ini adalah predator tersier di puncak rantai makanannya dan juga kanibal.
strategi berburunya didasarkan pada menunggu dan kekuatan ( stealth & strenght). Ia dapat menghabiskan waktu berjam-jam di satu tempat--- menunggu rusa atau mangsa lain yang cukup besar dan bergizi untuk melintasi jalurnya --- sebelum melancarkan serangan.
Sebagian besar upaya komodo untuk menjatuhkan mangsa tidak berhasil. Namun, jika mampu menggigit mangsanya, racun dalam air liurnya akan membunuh mangsanya dalam beberapa hari. Setelah hewan tersebut mati, yang bisa memakan waktu hingga empat hari, Komodo menggunakan indra penciumannya yang kuat untuk menemukan tubuhnya.
Bukan Bakteri Melainkan Racun:Â
Selama beberapa dekade, para ilmuwan mempercayai mitos bahwa komodo tidak berbisa dan malah dibunuh dengan air liurnya yang berisi bakteri. Namun, pada tahun 2009, Bryan Fry dan rekan-rekannya membuktikan bahwa komodo memiliki kelenjar racun yang sarat dengan racun dan oleh karena itu menggunakan racun tersebut untuk membunuh korbannya. Kelenjar racun komodo terletak di antara giginya dan dirancang untuk
 "memperparah kehilangan darah dan kerusakan mekanis yang menyebabkan syok yang disebabkan oleh gigitan".
Kemampuan mereka untuk menghasilkan racun memungkinkan Komodo dragons untuk lebih efektif menangkap dan membunuh mangsa mereka, serta membantu mereka dalam mencerna daging yang busuk.
Perlindungan Populasi:
Meskipun Komodo saat ini terdaftar sebagai spesies rentan oleh Union for Conservation of Nature (IUCN), upaya konservasi sedang dilakukan untuk melindungi mereka. Pengurangan habitat, perburuan ilegal, dan konflik antara manusia dan satwa liar menjadi ancaman serius bagi kelangsungan hidup mereka.
Sekarang menjadi situs Warisan Dunia UNESCO, Taman Nasional Komodo telah membentuk patroli untuk mencegah perburuan liar. masyarakat lokal juga bekerja sama untuk membangun kesadaran akan spesies dan pentingnya melindungi Komodo
ini menunjukkan pentingnya konservasi dan upaya perlindungan untuk menjaga populasi Komodo dan memastikan warisan alam yang berharga ini tetap terjaga.
Melihat kehidupan reptil yang mengagumkan ini di habitat aslinya memberikan apresiasi yang lebih dalam tentang keanekaragaman alam dan pentingnya konservasi. Semoga perkenalan ini menginspirasi lebih banyak orang untuk terlibat dalam upaya melindungi spesies langka ini agar dapat terus ada dalam keajaiban alam kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H